Merdeka.com - Sindikat penjualan mobil bodong alias tanpa surat-surat resmi dibekuk petugas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (8/5). Sembilan tersangka berhasil diamankan.

Para tersangka adalah Nur Rahmat (44) asal Blitar, M Hidayat (32) dan M Agung (26) asal Sukodono, Sidoarjo, Antok (34) dan M Iswadi (35) asal Tanggulangin, Sidoarjo, Mulyono (44) asal Pati, Jawa Tengah, Supani (53) asal Madiun, Rofik (30) asal Trenggalek serta Tofa (50) asal Jombang.

Selain para tersangka, petugas juga menyita sembilan unit mobil tanpa surat, di antaranya Toyota Rush warna silver Nopol W 496 PH, Daihatsu Luxio warna hijau metalik (B 1681 VEA), Toyota Avanza warna hitam metalik (AG 1185 AG), Suzuki Swift warna merah metalik (K 8989 JH), Toyota Avanza warna silver metalik (AG 1193 VG), Toyota Avanza warna silver metalik (P 1941 TM), Daihatsu Xenia warna merah metalik (AG 550 VE), Toyota Soluna warna biru metalik (N 742 CS), serta Suzuki Swift warna hitam metalik bernopol AG 888 PL.

"Mobil-mobil ini disita di berbagai tempat di wilayah Pelabuhan Tanjung Perak," terang Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Anom Wibowo.

Penangkapan para tersangka berdasarkan informasi dari masyarakat yang menyatakan adanya praktik menggadaikan mobil tanpa dilengkapi dokumen BPKB di wilayah Tanjung Perak. "Mobil-mobil ini hanya dilengkapi STNK saja," ujar Anom.

Sebagian besar mobil bodong ini, masih dalam masa kredit. Informasinya, mobil-mobil tersebut digadaikan dengan harga mulai dari Rp 20 hingga 30 juta.

Menurut Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Hendri Umar, jumlah tersangkanya masih bisa bertambah. "Kami masih memeriksa sejumlah saksi yang tidak menutup kemungkinan bisa berkembang menjadi tersangka," jelasnya.

Petugas masih mengusut sekitar 30 mobil bodong lainnya. "Modus kejahatannya sama," pungkas Hendri.