Simposium nasional tragedi 65 dan PKI dibubarkan FPI
Merdeka.com - Front Pembela Islam (FPI), Pemuda Pancasila dan Kepolisian membubarkan persiapan simposium nasional di Bogor, Kamis (14/4) siang tadi. Saat ini puluhan orang yang tergabung Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965-1966 (YPKP) dievakuasi di Kantor LBH, Jakarta.
"Iya benar tadi mereka dibubarkan, kini mereka butuh tempat perlindungan. Mereka juga butuh logistik untuk makan dan tidur," kata anggota LBH Jakarta Dodo saat dihubungi merdeka.com, Kamis (14/4).
"Pertemuan tersebut digerebek dan dibubarkan oleh FPI, PP (Pemuda Pancasila) dan kepolisian. Akhirnya bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah sepuh tersebut harus berpindah tempat. Mereka memutuskan untuk sementara tidur di LBH Jakarta," imbuhnya.
Lanjut dia, saat ini mereka butuh kipas angin, bantal, selimut, alas dan obat-obatan. Karena mendadak dan kekurangan tenaga untuk diantar ke Kantor LBH.
Sebelumnya, Panitia simposium nasional akan membahas peristiwa pelanggaran hak asasi manusia (HAM) tahun 1965 di Hotel Arya Duta Jakarta, pada 18-19 April besok. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Sidarto Danusubroto mengatakan, dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) penanganan kasus pelanggaran HAM memerlukan perlakuan khusus.
"Kami berharap simposium nasional ini bisa menghasilkan rekomendasi bagi pemerintah untuk menyelesaikan secara komprehensif kasus pelanggaran HAM berat dalam tragedi kemanusiaan 1965. Mulai dari konsep pemulihan korban sampai rehabilitasi korban dan lainnya," kata Sidarto saat jumpa pers di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu (13/4).
Menurut dia, simposium nasional ini bisa menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat secara adil, jujur dan beradab. Pihaknya juga akan mengundang keluarga korban, aktivis HAM, TNI-Polri dan pemerintah dalam simposium nasional ini.
"Simposium adalah betul-betul terobosan kita bersama. Generasi ini punya utang sejarah dan jangan sampai kita wariskan. Dan kita harapkan bisa diselesaikan di generasi kita," kata dia.
Acara ini akan dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai kalangan yakni Partai Politik, tokoh atau pegiat HAM, kalangan akademisi, eks PKI, TNI-Polri, organisasi masyarakat, keluarga korban dan perwakilan pemerintah. Selain itu, narasumber acara ini yaitu Buya Syafii Ma'arif, Letjen (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo, Taufik Abudllah, Todung Mulya Lubis, Letjen (Purn) Agus Widjojo, Kamala Chandrakirana, dan Ketua PB NU KH Marsudi Suhud.
"Kepantiaan ini atas kerja sama 10 institusi yaitu FISIPOL UGM, Universitas Udayana, Universitan Islam Negeri Sunan Kalijaga, Komnas HAM, Wantimpres, Kemenko Polhukam, Dewan Pers, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Univesitas Islam Indonesia, dan Institute For Peace and Democracy," kata dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja
Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter
Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertemuan Jokowi-Surya Paloh, Sekjen PDIP: Memperkuat Kecurigaan Ada Persoalan dengan Pemilu
Hasto pun berpandangan dengan adanya pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Surya Paloh memperkuat dugaan adanya kecurangan.
Baca SelengkapnyaNaik 300 Persen, PSI Peroleh 42 Kursi DPRD di Papua Raya
Kenaikan perolehan suara ini karena PSI dianggap menjadi partai yang toleran dan representasi dari Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaForum Pimpinan Perguruan Tinggi Tasikmalaya Deklarasikan Pemilu Aman dan Damai
Forum Pimpinan Perguruan Tinggi di Tasikmalaya menggelar deklarasi pemilu aman dan damai di Kota Tasikmalaya, Rabu (7/2).
Baca SelengkapnyaPSI Nilai Jakarta Butuh Calon Gubernur seperti Jokowi, Bersiap Usung Kaesang?
PSI menilai Jakarta membutuhkan sosok calon gubernur dapat menciptakan harapan dan dekat dengan masyarakat seperti Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaIstana: Surat Pengunduran Diri Firli Bahuri Sedang Diproses
surat perbaikan terkait pengunduran diri Firli Bahuri dari Ketua KPK sedang diproses
Baca SelengkapnyaPDIP Nilai Paslon 02 Unggul Dalam Emosi, TKN Balas: Mereka Sedang Tak Baik-Baik Saja
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Juri Ardiantoro mengaku, tidak ingin menanggapi apa yang disampaikan oleh Hasto.
Baca Selengkapnya