Sido Muncul tanam Rp 150 juta untuk 3 jenis jamu baru
Merdeka.com - PT Sido Muncul mengaku hanya butuh Rp 150 juta untuk mengembangkan produk unggulannya. Setidaknya ada tiga jamu baru yang mulai dilempar ke masyarakat kelas menengah ke bawah di tahun ini.
Pasar Sido Muncul juga tidak berpengaruh dengan merosotnya nilai rupiah terhadap mata uang dolar.
Saat menggelar pertemuan dengan 150 grosir se-Jawa Timur, Direktur Utama PT Industri dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat, memperkenalkan tiga produk baru yang baru saja diluncurkan beberapa waktu lalu, yaitu Tolak Linu, Tolak Angin Care dan Kuku Bima Energi RTD (siap minum).
Irwan mengatakan, kegiatan yang digelarnya di Surabaya ini sangat penting bagi perusahaannya untuk menjalin hubungan baik dengan mitra kerjanya.
"Tanpa mereka (grosir), produk kami tidak akan berjalan seperti sekarang. Selain itu, pertemuan ini juga sekaligus memperkenalkan produk unggulan kami yang baru kepada para grosir. Tujuannya, agar mereka lebih mengenal produk kami yang akan mereka jual di pasaran," terang Irwan di sela pertemuan, Jumat malam (28/8).
Irwan juga memaparkan, tiga produk unggulan yang baru saja diluncurkan itu masih sama dengan produk-produk Sido Muncul sebelumnya, yaitu jamu berbahan baku herbal.
"Misalnya Tolak Linu, yang diproduksi berbentuk cair. Produk ini adalah obat berbahan herbal berbentuk cair untuk mengatasi pegal linu dan neyeri sendi. Komposisi produk ini adalah laos, lempuyang, cabe, temulawak, teki, meniran, dan sembung, jahe, kencur, pulasari, adas dan madu," rincinya.
Kemudian Tolak Angin Care. Produk ini adalah minyak angin modern yang diracik juga dengan bahan herbal dan aroma therapy yang menyegarkan. Dan produk ketiga adalah Kuku Bima Energi RTD, yang merupakan minuman energi berbentuk cair yang mengandung gingseng, royal jelly, vitamin B3, B6, dan B12.
"Untuk mengembang produk baru ini, modal kami tidak banyak. Karena kita semuanya sudah ada. Mesin sudah ada, bahan baku kita sudah ada. Suplaier kita kan ada kerjasama dengan petani-petani, jadi semuanya sudah ada. Paling biaya kita di packagingnya. ?Ya sekitar Rp 150 jutaan lah. Yang mahal malah biaya iklannya," katanya enteng.
Irwan juga yakin, produk-produknya mampu menembus pasar global di Tahun 2016 mendatang. "Yang kita lakukan memperbanyak produk dan menjaga kualitas. Sasaran kita pasar menengah ke bawah. Pasar itu yang diinginkan murah dan kualitasnya baik. Itu yang kita jaga. Apalagi per Januari tahun depan kita sudah menjadi pasar global."
Sementara terkait masalah ?menguatnya nilai mata uang dolar terhadap rupiah, yang saat ini menembus Rp 14 ribu per USD, Irwan mengaku tak berpengaruh dengan usahanya.
"Saya tidak khawatir. Yang saya khawatirkan itu, kalau petani-petani saya, semua. Wong kita produksi dari bahan-bahan kita sendiri. Dari hasil tanam petani-petani kita, jadi produksi kita tidak berpengaruh terhadap dolar," pungkasnya yakin.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Blusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal
Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaHanya Butuh 2-3 Jam per Hari, Pemuda Sidoarjo Raup Omzet Ratusan Juta per Bulan dari Bisnis Sampingan
Ia memulai bisnisnya saat pandemi ketika pekerjaan utamanya terdampak.
Baca SelengkapnyaKunjungi Pedagang Pasar Angso Duo Jambi, Anies Janji Bereskan Harga Sembako Jika jadi Presiden
Anies menilai sejumlah komoditas bahan pokok memang meningkatkan. Dampaknya, pendapatan atau omzet pedagang turun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemprov DKI Jakarta Gelar Pasar Murah, Catat Lokasi dan Waktunya
Pasar murah di Jakarta digelar mulai 26 Februari sampai 9 Maret 2024
Baca SelengkapnyaIndonesia Punya Jamur “Berlian” asal Bangka yang Harganya Jutaan Rupiah, Perlu Sambaran Petir agar Tumbuh
Jamur ini mahal, langka dan harus menunggu sambaran petir untuk dipanen.
Baca SelengkapnyaDenny Sumargo Kabur Lihat Harga Jam Rp800 Juta, Akhirnya Dibelikan Sang Istri 'Makanya Cari Istri yang Kaya'
Denny Sumargo mengaku bukan tipikal orang yang suka membelanjakan uangnya untuk barang-barang mahal.
Baca SelengkapnyaBikin Tercengang, Harga Rompi Ojek Gunung Muria Capai Ratusan Juta
Aneh tapi nyata, harga jaket ojek di Gunung Muria sentuh angka ratusan juta per setel. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaSatgas Pangan Polri Beberkan Penyebab Harga Telur dan Daging Masih Tinggi Jelang Lebaran
Harga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaHarga Pangan Sentuh Titik Termahal dalam 30 Tahun, Banyak Orang Amerika Tak Lagi Makan di Luar
Makanan yang mengalami kenaikan di antaranya daging sapi, hingga gula. Bahkan keduanya merupakan komoditas pokok.
Baca Selengkapnya