Merdeka.com - Sidang perdana kasus penembakan Prajurit Satu Heru Oktavianus dari kesatuan Arteleri Medan Martapura oleh anggota polisi BW, digelar di Palembang. Sidang anggota polisi itu dipimpin Hakim Ketua Ali Hanafi, dijaga ketat anggota Polri dan prajurit TNI.

Panglima Daerah Militer II/Sriwijaya Mayor Jenderal TNI Nugroho Widyotomo terlihat menyaksikan jalannya persidangan.

Sebelumnya, anggota Satlantas Polres Ogan Komering Ulu (OKU), Brigadir pol Wijaya bersama Briptu Ongki dan Briptu Siregar sedang berjaga di Pos Polantas wilayah Simpang Empat Desa Sukajadi, Kecamatan Baturaja Timur, dengan seragam lengkap.

Tiba-tiba mereka mendapat ejekan dari anggota Yon Armed Pratu Heru Oktavianus (23). Saat itu Pratu Heru melintas dengan sepeda motor Suzuki Satria FI warna hijau BA 4870 BC. Peristiwa ini terjadi Minggu (27/1) lalu sekitar pukul 00.30 WIB.

Tersinggung mendapat ejekan, anggota Lantas Polres OKU Brigadir Wijaya, warga desa Airpaoh Lorong Teratai 1, Kec Baturaja Timur bersama rekannya sesama polisi mengejar korban. Saat pengejaran itulah terjadi penembakan yang berujung maut terhadap Pratu Heru.

Merasa tidak terima rekannya dibunuh, puluhan anggota TNI membakar kantor Mapolres OKU Sumatera Selatan. Awalnya, diketahui kedatangan puluhan anggota TNI tersebut ingin melakukan unjuk rasa damai di kantor Mapolres OKU. Namun, demo itu berbuntut pembakaran.

"Saya barusan bicara sama Kapolres, sebenarnya rencananya akan unjuk rasa damai terkait temannya yang tertembak, tapi jadi tidak terkendali," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Suhardi Alius saat itu.