Setitik cahaya buat ungkap pembunuhan Putri

Merdeka.com - Minggu (7/6) sekitar pukul 15.00 WIB menjadi hari paling memilukan bagi pasangan Riwan Silaban atau kerap disapa Buyung dan Rahmawati. Anak mereka ditemukan dengan kondisi tewas dan kritis akibat luka tusukan.

Namun, peristiwa berdarah menimpa kakak beradik di sebuah rumah di Kampung Dukuh, Sudimara Pinang, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang awal Juni itu mulai menunjukkan titik terang. Benang merah terlihat dari tiap keping informasi disusun dan digali oleh polisi.

Sekedar kilas balik, kedua korban ditemukan dalam keadaan bersimbah darah dengan luka tusukan senjata tajam. Sang adik, Putri Mariska Sakina alias Fitri (13 tahun) tergeletak tewas bersimbah darah dengan leher tersayat. Sedangkan kakaknya, Muhammad Rizki Silaban (17 tahun), mengerang kesakitan serta kritis dengan kondisi sebuah pisau masih menancap di lehernya.

Selang sehari, Fitri langsung dimakamkan. Rekan-rekan sekolahnya mengenal remaja putri itu sebagai pribadi periang. Sementara Rizki mesti diopname.

Kapolsek Ciledug, Kota Tangerang, Kompol Ali Jonni, saat dikonfirmasi saat itu mengatakan, orangtua keduanya diketahui berdagang sayur di pasar. Rizki sempat dilarikan ke rumah sakit Sari Asih Ciledug dalam dalam keadaan kritis. Kini dia dipindahkan ke Rumah Sakit Polri dr. Soekanto Kramat Jati karena fasilitas BPJS-nya sudah melewati batas pemakaian.

Sejak saat itu, polisi terus menggali keterangan. Mulai dari saksi, warga sekitar, hingga orangtua ditanyai soal kasus itu. Termasuk apakah mereka punya urusan tertentu atau berselisih dengan pihak lain. Sejak awal, polisi berasumsi kasus itu adalah murni pembunuhan. Sebab, tidak ada satu pun barang berharga hilang. Saat kejadian, orangtua mereka tengah pergi membeli kambing akikah. Warga mengaku sebelum peristiwa itu terjadi melihat seorang pria berpostur tinggi tegap berkulit hitam bertamu ke rumah korban.