Setahun daging celeng beredar di Surabaya, baru hari ini terbongkar
Merdeka.com - MS, pengepul daging celeng di Surabaya, Jawa Timur, mengaku telah satu tahun beroperasi di Kota Pahlawan. Daging babi hutan itu, didistribusikan MS ke pasar-pasar tradisional yang ada di Surabaya.
Setalah satu tahun beroperasi itu, aksinya terbongkar jajaran Satreskrim Polrestabes Surabaya, Jumat (26/6).
"Dia ini sudah setahun menjual daging celeng atau babi hutan di pasar-pasar tradisional yang ada di Surabaya," terang Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Takdir Mattanete di lokasi penggerebekan.
Takdir melanjutkan, MS sudah lama menjadi pengepul daging. "Dia sudah lama menjadi pedagang daging sapi. Selama setahun mendistribusikan daging celeng, yang didapat dari Jakarta dan Bekasi itu, MS juga mendistribusikan daging sapi murni ke pedagang pasar," katanya.
Satu pekan sekali, daging celeng yang didatangkan MS dari Jakarta atau dari Bekasi, mencapai 1,4 ton. Dan sehari, MS bisa menghabiskan 1 sampai 2 kuintal daging celeng.
Untuk per kilogramnya, daging-daging celeng itu dijual dengan harga Rp 85 ribu kepada para pedagang yang mengambil daging kepada MS setiap pagi.
"Harga daging-daging celeng ini jauh lebih murah dengan daging sapi murni. Karena serat dagingnya berbeda dengan daging sapi, kepada para pembelinya, para pedagang mengatakan daging-daging celeng itu daging sapi impor," sambungnya.
Sementara Hasan, penjaga gudang mengatakan, tidak tahu menahu soal daging celeng tersebut. Dia hanya bertugas menjaga rumah di Jalan Penjernian Nomor 38, Kecamatan Wonokromo, yang dijadikan MS sebagai gudang penyimpanan daging celeng.
"Saya tidak tahu, saya hanya menjaga saja. Tiap pagi, daging-daging itu diambil sendiri oleh pedagang dan dijual kembali ke pasar. Transaksinya ya di sini (gudang)," kata Hasan di TKP, sebelum dibawa ke Mapolrestabes Surabaya untuk dimintai keterangannya.
Sedangkan Farok, tetangga sebelah MS mengaku baru tahu kalau daging yang dijual MS adalah daging celeng. "Saya tahu ya baru ini. Wong saya kalau beli daging sapi ya di sebelah itu. Dia sudah dua tahun tinggal di sini (Jalan Penjernian) dan jualan daging," kata pemilik warung makan ini.
Sebelumnya, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Yan Fitri beserta jajarannya menggerebek gudang penyimpanan daging celeng di Jalan Pnjernian Nomor 38. Selain tujuh orang diamankan, yaitu MS selaku pengepul, dan enam karyawannya, polisi juga menyita enam unit freezer berisi daging celeng.
"Satu freezer sudah kita bawa ke mako, sementara lima unit masih di dalam gudang. Daging-daging celeng ini, juga tidak memiliki izin edar. Ini kejahatan serius yang dilakukan sudah selama satu tahun," kata Takdir.
Terbongkarnya kasus ini, bermula dari hasil penyelidikan anggota Polsek Wonokromo yang menggelar sidak di Pasar Jagir. Di pasar tradisional ini, polisi mendapat informasi adanya peredaran daging sapi harga murah.
Setelah dilakukan penyidikan, ternyata daging tersebut bukan sapi, melainkan daging celeng yang didapat dari pengepul di Jalan Penjernian Nomor 38. Polisipun langsung melakukan penggerebekan dan mengamankan tujuh orang, termasuk MS.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaDari aneka pakaian sampai makanan tradisional bisa dijumpai di Pasar Baru Trade Center. Harganya bisa ditawar dan tak bikin kantong bolong.
Baca SelengkapnyaPetugas membawa beberapa alat untuk mengecek kondisi daging yang dijual oleh pedagang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Harga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaMakanan tradisional yang unik dari Sulawesi Selatan ini konon sudah dikonsumsi bangsawan sejak zaman dulu.
Baca SelengkapnyaTradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.
Baca SelengkapnyaMakanan tradisional khas Kepulauan Riau ini selalu diburu penggemarnya sebagai sajian berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaTradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan
Baca SelengkapnyaKabupaten Serang memiliki kearifan lokal yang hampir punah bernama Adang.
Baca Selengkapnya