Merdeka.com - Malam jelang hari raya Idul Fitri seharusnya dihabiskan untuk mengumandangkan takbir sebagai tanda bersyukur. Tak heran banyak warga, khususnya di Indonesia, menggelar acara takbir keliling. Namun, acara ini belakangan kerap disalah gunakan sebagai ajang hiburan.

Bukan sekedar hiburan, takbir keliling bahkan hanya tema acara saja. Sebab, acara intinya ternyata pesta hingga berjoget ria.

Seperti kerap dirasakan wilayah Pamekasan, Jawa Timur. Daerah itu melarang warganya untuk menggelar takbir keliling lantaran sering keluar dari makna acara.

Bupati Pamekasan Achmad Syafii menuturkan, pelarangan ini penting lantaran banyak warga justru tidak sedikit merasa seperti menodai malam takbiran.

"Awalnya menggelar takbir, tetapi lama kelamaan justru berjoget ria, sehingga menghilangkan makna merayakan Idul Fitri yang sebenarnya, bahkan menodai kesucian Idul Fitri," kata Syafii, Selasa (28/6).

Untuk memastikan warga tidak menggelar takbir keliling, Kodim 0826 Pamekasan turun ke 13 kecamatan. Mereka menyisir tiap perkampungan warga di berbagai pelosok desa untuk mensosialisasikan kebijakan itu.

Salah satunya seperti yang dilakukan Koramil Pasean di Desa Tagangser Daya dan sejumlah desa lainnya di wilayah itu dalam tiga hari terakhir ini.

"Penekanan kami adalah upaya pencegahan. Oleh karenanya, kami mengerahkan anggota untuk turun ke desa-desa melakukan sosialisasi," kata Komandan Kodim 0826 Pamekasan Letkol Arm Mawardi.

Seperti diberitakan Antara. Selain mensosialisasikan larangan takbir keliling di malam Lebaran, penyisiran ke desa-desa oleh anggota TNI di 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan itu untuk mencegah maraknya peredaran petasan menjelang malam takbiran.

Mereka mengajak masyarakat menciptakan kondisi keamanan. Selain itu, melarang anak-anak dan pemuda desa bermain petasan, serta datang ke kota pada malam takbiran untuk melakukan takbir keliling.

"Rapat Forpimda beberapa waktu lalu telah menyepakati pelarangan terhadap warga yang melakukan takbir keliling di malam Lebaran," kata Mawardi.