Semangat para nenek di Banyumas ikuti UN paket A
Merdeka.com - Lembaran ujian paket A yang diberikan beberapa menit sebelumnya, terlihat sudah dibolak-balik Karsini. Sesekali tangannya melingkari huruf pilihan dalam lembar jawaban komputer yang sudah berada di mejanya.
Meski menggunakan kacamata baca, Karsini tetap mengaku tidak bisa melihat tulisan soal secara sempurna. Maklum saja, nenek enam cucunya ini sudah tidak memiliki kemampuan penglihatan yang bagus.
"Susah dilihatnya, agak buram," katanya usai mengkuti ujian Kejar Paket A di Sanggar Kegiatan Belajar Kalibagor, Banyumas, Rabu (18/5).
Usia Karsini yang menginjak 68 tahun ini, menjadi fenomena menarik dalam ujian kejar paket A yang digelar di SKB Kalibagor. Karsini hanya satu dari 12 lansia yang mengikuti ujian kejar paket A yang kali pertama digelar, setelah beberapa tahun silam di sanggar kegiatan tersebut.
Karsini mengaku, sejak hari pertama mengikuti ujian pada 16 Mei 2016, sulit mengerjakan soal. Meski sulit karena tidak lagi bisa melihat dengan jelas, Karsini tetap berharap bisa lulus ujian tersebut.
Senada dengan Karsini, yang seolah ingin menyampaikan tak ada kata telat untuk sekolah, Saminem yang kini berusia 81 tahun pun terpacu mengikuti ujian nasional yang setara dengan sekolah dasar tersebut.
Kala usia senjanya, Saminem ingin agar perjuangannya untuk mengikuti ujian tersebut bisa memotivasi kaum muda untuk terus belajar. "Semoga kami bisa memotivasi anak cucu untuk sekolah," ujar Saminem.
Keduanya terlihat serius dan teliti dalam mengerjakan soal ujian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Diakui Karsini, dia mempersiapkan diri menghadapi ujian dengan mengerjakan soal-soal try out dan bertanya-tanya kepada anak cucunya.
"Saya malah nggak paham mata pelajaran apa, bagi saya semua sulit karena sudah lama tidak tahu pelajaran. Saya sendiri hanya persiapan mengerjakan soal latihan dibantu cucu," ujar Karsini.
Penyelenggara ujian nasional kesetaraan paket A, B dan C SKB Kalibagor, Sugi Rahayu mengatakan, saat ini tercatat 17 peserta dari 20 daftar nama yang masuk.
"Dari catatan kami, ada tiga orang yang tidak bisa ikut karena sakit," ucapnya.
Menurut Sugi, UN untuk paket A kali ini jumlahnya tidak terlalu banyak. Jika dibandingkan tahun 2006 atau 2007, jelas Sugi, jumlahnya jauh lebih banyak dari sekarang dan rata-rata berusia lebih muda.
"Saat ini banyak, mungkin karena UN menjadi parameter kelulusan. Tetapi, saat ini jumlahnya tidak terlalu signifikan dan cenderung turun karena UN paket A tidak menjadi parameter kelulusannya," katanya.
Dia mengungkapkan dari 17 peserta, sebagian besar yang ikut UN tersebut berusia lanjut. Sebagian besar, berasal dari sanggar belajar di Desa Suro Kecamatan Kalibagor Banyumas.
"Mereka yang ikut ini dan usia lanjut biasanya memang orang yang buta huruf dan ingin belajar membaca. Untuk mengikuti ujian ini, mereka harus setingkat dengan kelas 6 SD," terang Sugi.
Sugi menuturkan, untuk beberapa peserta yang buta huruf atau keaksaraan fungsional, kali pertama masuk langsung disetarakan dengan sekolah kelas tiga.
"Rata-rata yang sepuh ini kemudian ikut kelompok belajar di desanya masing-masing," jelasnya.
Diakuinya, keikutsertaan orang yang lanjut usia ini diharapkan bisa menjadi jejak generasi penerus untuk belajar. "Sebagai semangat mereka bisa menjadi motivasi bagi semuanya untuk bersekolah," tutup Sugi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Kritik Bansos Lagi: Saya Yakin Penerima Makin Hati-Hati Beri Dukungan, Pilih Pakai Hati Nurani
Anies menyebut kenaikan anggaran bantuan sosial (bansos) harusnya tujuannya untuk kepentingan si penerima, bukan kepentingan si pemberi.
Baca SelengkapnyaBansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaJelang Hari Pencoblosan Pemerintah Setop Penyaluran Bansos, Ini Alasannya
Penyaluran bansos beras kemasan 10 kg dihentikan sementara pada 8-14 Februari 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Patung Bung Karno di Banyuasin Mendapat Kritikan dari Dewan Kesenian Sumsel, Ini Alasannya
Perubahan bentuk patung Bung Karno di Banyuasin belum lama selesai, namun sudah mendapatkan kritikan dari seniman dan dewan kesenian.
Baca SelengkapnyaKinerjanya Dikritik Megawati, Ini Tanggapan Bawaslu
Bawaslu memastikan, mereka telah menjalankan apa yang menjadi tugasnya sebagai pengawas Pemilu.
Baca Selengkapnya4 Orang Sekeluarga di Musi Banyuasin Ditemukan Tewas Membusuk di Rumah
Warga yang penasaran masuk ke rumah dan menemukan satu mayat. Warga akhirnya melapor ke polisi dan ditemukan tiga mayat lagi di rumah tersebut.
Baca SelengkapnyaBikin Komandan Ketawa, Babinsa TNI Nyetir Mobil Bawa Tas di Punggungnya 'Ini Tas Doraemon Dan'
Momen Babinsa saat menyetir mampu membuat komandan TNI-nya tertawa melihat tas di punggungnya. Pengakuannya kocak.
Baca SelengkapnyaBawaslu Buka Peluang Usut Kertas Suara Tercoblos ke Dugaan Tindak Pidana
"Iya, iya (akan diusut dugaan tindak pidananya)," kata Bagja
Baca SelengkapnyaBunuh 4 Orang Sekeluarga di Musi Banyuasin, Pelaku Terus Teringat Wajah Para Korban
Polisi menggelar reka ulang pembunuhan empat orang dalam satu keluarga di Musi Banyuasin. Tersangka EE (48) nekat melakukan perbuatan itu karena masalah bisnis.
Baca Selengkapnya