Merdeka.com - Bersekolah dan hidup di Solo, para tersangka teroris langsung menyasar Solo untuk melaksanakan aksi teror perdana mereka. Polisi menilai tentunya dengan kondisi seperti ini para pelaku lihai dan dapat menguasai lapangan.

"Mereka memilih Solo karena mereka juga pernah sekolah di Ponpes Ngruki, dari sepengetahuan kita yang satu Tsanawiah tahun 2007, yang satu 2010. Kota Solo karenanya lebih akrab dengan mereka. Cara hit and run memerlukan penguasaan lapangan. Itu yang kita lihat," jelas Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Boy Rafli kepada media di kantornya, Jakarta, Selasa (4/9).

Selain itu, dari penelusuran polisi juga, bukan hanya Solo ada kota-kota lain yang nantinya menjadi sasaran selanjutnya. Namun polisi masih enggan menyebutkan kota mana yang dimaksud.

"Solo aja. Baru kota pertama ini. Belum berhasil kota lain kan sudah ditangkap duluan. Tidak nyebutin kota sih yang penting polisi aja (sasaran). Polisi dimanapun dia upayakan dihilangkan," pungkas Jenderal bintang satu ini.

Dari informasi yang dikumpulkan merdeka.com Farhan dan Muchsin yang tertembak dalam penggerebekan dan baku tembak di Desa Tipes, Kecamatan Serengan, Kota Solo, tepatnya di Lotte Mart Jl Veteran merupakan alumni ponpes Ngruki pimpinan Abu Bakar Baasir. Keduanya keluar setelah mengalami masalah administrasi dan biaya administrasi sekolah.