Merdeka.com - Kasus penganiayaan yang diduga dilakukan guru SD bernama Effendi kepada dua murid kembar; RF (10) dan RZ (10) berujung laporan ke polisi. Keluarga korban yang tidak terima, melaporkan pelaku meski sebelumnya upaya mediasi sudah dilakukan pihak sekolah. Berdasarkan pemeriksaan, diduga korban penganiayaan tidak cuma bocah kembar tersebut.

Aksi penganiayaan Effendi itu diduga sering dilakukan saat mengajar di SD Negeri Tlogosari Kulon 4, maupun saat les privat di rumah Effendi.

Meski SNH (38) ibu bocah kembar sudah sempat menandatangani surat pernyataan saat mediasi dengan kepala sekolah dan beberapa guru lainnya, SNH tetap melaporkan kasus yang menimpa anaknya ke pihak berwajib.

"Saat mediasi, kepala sekolahnya sempat tidak bisa bicara apa-apa," ungkap SNH saat melaporkan kasus penganiayaan itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) di Mapolrestabes Jalan Dr Soetomo, Kota Semarang, Rabu (18/3).

Kasus ini terbongkar saat bocah kembar bercerita dan mengeluh kepada orangtua, bahwa mereka sering dianiaya guru. SNH lantas mengonfirmasinya ke Effendi. Tetapi jawaban sang guru tidak masuk akal, malah berbalik memarahi SNH.

"Pak Effendi malah memarahin, juga sempat mengakui kalau dia memukul anak saya karena membocorkan kalau memberikan les privat di rumah," ungkapnya.

SNH juga mengungkapkan, dirinya mendapatkan dukungan dari beberapa guru lainnya di SD Negeri Tlogosari Kulon 4, Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang tempat anaknya bersekolah itu.

Saat ini, kedua bocah kembar dan ibunya itu masih dalam pemeriksaan petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak di Mapolrestabes Semarang, Jawa Tengah. Saat ini kasus penganiayaan ini ditangani oleh Polrestabes Semarang.