Sekolah di Banten punya lahan namun tak punya dana
Merdeka.com - Rasa iba dan miris mungkin terlintas dalam benak kita ketika melihat kondisi sekolah dasar negeri (SDN) Cijaralang 2 yang berada di Kampung Cadas, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten ini. Bagaimana tidak, sekolah yang terbuat dari bilik, beratapkan rumbia dan beralaskan tanah ini tempat satu-satunya bagi anak SD sekitar untuk mengenyam pendidikan.
Puluhan siswa yang sebagian besar merupakan warga kampung Cadas ini rela sekolah dengan kondisi ruang kelas yang sangat memprihatinkan karena sekolah yang layak letaknya jauh dari pemukiman mereka. Jarak yang harus mereka tempuh apabila bersekolah di sekolah yang layak bisa mencapai 1,5 kilometer dari tempat mereka tinggal.
Bangunan sekolah yang dibangun dari tahun 2009 ini dibangun hasil dari swadaya masyarakat, saat SDN Cijaralang 2 memisahkan diri dri SDN Cijalarang 1 sebagai solusi agar siswa dapat menempuh sekolah lebih dekat.
"Kasian lihat anak-anak sekolah dengan kondisi kaya gini. Yang merdeka mah negara aja, masyarakat mah belum merdeka, buktinya masih ada yang belajar dengan kondisi sekolah kaya gini," ujar salah satu warga Enjad (55).
Sementara itu Haetami salah satu guru di sekolah tersebut mengatakan pihaknya sudah mempunyai lahan tanah dari warga untuk membangun gedung sekolah baru, tapi belum ada biaya untuk melakukan pembangunan.
"Ada lahan buat bangun gedung sekolah baru, tapi belum ada biaya untuk membangunnya," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, puluhan siswa SDN Cijaralang 2, di Kampung Cadas, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten harus belajar dengan kondisi bangunan sekolah bagai kandang ternak unggas.
Berdasarkan pantauan, sekolah milik pemerintah ini memiliki 4 ruang kelas, berdinding bilik bambu, beratap rumbia dan beralaskan tanah. Bangunan sekolah yang di bangun hasil swadaya masyarakat yang dibangun pada tahun 2009 ini setiap harinya digunakan oleh 90 siswa untuk beraktivitas belajar.
Sejak dibangun secara swadaya oleh masyarakat, para siswa dan guru berharap ada bantuan dari pemerintah setempat, namun hingga kini belum ada. Dan siswa tersebut bertahan dengan kondisi sekolah yang tak bisa digunakan bila hujan ini.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaDi tengah teman-temannya yang berlomba membeli jajanan, siswa ini harus duduk sendirian menikmati bekal nasi yang dibawanya.
Baca Selengkapnyakondisi bangunan ruang kelas sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca SelengkapnyaMeski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaSeorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.
Baca SelengkapnyaAtap ambruk diduga tak kuat menahan tingginya debit air hujan yang mengguyur Bogor sejak Kamis dini hari.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaSebanyak tujuh kecamatan teredam banjir dan satu kecamatan lainnya longsor.
Baca Selengkapnya