Sekitar 1,6 Miliar Orang Terdampak Perang Rusia dan Ukraina
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan rombongan tiba di Indonesia, Sabtu (2/7). Setelah sepekan melakukan kunjungan kerja ke Jerman, Ukraina, Rusia, dan Persatuan Emirat Arab (PEA). Jokowi menegaskan, kunjungan ke Ukraina dan Rusia semata-mata ingin mendamaikan agar pasokan pangan dunia stabil.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai misi perdamaian Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia tidak hanya berdampak pada kedua negara berkonflik. Namun, juga memberikan efek positif bagi dunia. Jika perang tak segera dihentikan, maka akan membawa dunia pada krisis pangan.
Dalam catatan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), sebanyak 1,6 miliar orang di berbagai negara bakal menanggung dampak perang antara dua negara bekas Uni Soviet tersebut.
"Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia membawa motif kemanusiaan. Kalau tidak ada yang mendamaikan, maka dunia terancam krisis pangan serius, apalagi Ukraina produsen gandum dan Rusia pupuk," kata Burhanuddin, Sabtu (2/7).
Burhanuddin mengingatkan, krisis pangan akan berdampak pada persoalan yang lebih besar, yakni krisis kemanusiaan. Karena itu, tak heran jika lawatan perdamaian Jokowi ke Ukraina dan Rusia mendapatkan apresiasi global.
Seperti diketahui, Jokowi melakukan misi perdamaian ke Ukraina melalui Polandia. Kepala Negara melihat langsung reruntuhan gedung terdampak perang di Kota Irpin. Tak lupa menyerahkan bantuan kemanusiaan di salah satu rumah sakit di Kyiv.
Presiden Jokowi juga bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, Kyiv. Jokowi menyampaikan kunjungannya ke Ukraina merupakan perwujudan kepedulian masyarakat Indonesia untuk Ukraina dan menegaskan posisi Indonesia mengenai pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.
Dari Ukraina, Jokowi menuju Moskow untuk bertemu Presiden Vladimir Putin. Jokowi menyatakan kesiapannya menjadi jembatan komunikasi antara Rusia dengan Ukraina. Dalam pertemuan dengan Putin, Jokowi meminta jaminan keamanan Rusia bagi jalur ekspor pangan Ukraina.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Populasi di Dunia Kian Bertambah, Ancaman Krisis Pangan Semakin Nyata
Krisis pangan di dunia menjadi isi utama seiring bertambahnya populasi manusia.
Baca SelengkapnyaBantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaPemudik Diprediksi Mencapai 193,6 Juta, Setara Jumlah Populasi Beberapa Negara Eropa
Pengelolaan arus lalu lintas tidak hanya mengarah ke Jawa Tengah dan Jawa Timur saja.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi Tegaskan Bantuan Pangan Bulog Adalah Solusi Hadapi Kenaikan Pangan
Presiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaUlama Barisan Lauhil Mahfud se-Priangan Timur Bertekad Menangkan Pasangan Ganjar-Mahfud
Indonesia ke depan butuh sosok pemimpin yang memahami problem kebangsaan.
Baca SelengkapnyaMenkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaJokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan
Dia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.
Baca Selengkapnya