Sejarah panjang konflik dan rawannya langit Ukraina
Merdeka.com - Jatuhnya pesawat Boeing 777 milik Malaysia Airlines (MAS) nomor penerbangan MH17 di perbatasan Ukraina-Rusia pada Kamis (17/7) sore menimbulkan ketegangan baru. Pesawat sipil itu diduga kuat dirudal menggunakan senjata militer.
Pesawat berpenumpang 298 itu awalnya berangkat dari Bandara Schiphol, Amsterdam, Belanda pukul 12.15 waktu setempat. Pesawat itu dengan tujuan Kuala Lumpur, Malaysia.
Sebelum melintasi langit Ukraina, pesawat terlebih dahulu melintasi wilayah udara Jerman dan Polandia. Beberapa saat kemudian baru melintasi wilayah udara Ukraina tepatnya di Donetsk.
Jalur udara bagian timur Ukraina itu ternyata menjadi petaka bagi MH17. Saat melintasi di daerah itu, pesawat diduga ditembak jatuh menggunakan rudal jenis BUK 9K37. Rudal canggih ini hanya dimiliki oleh militer Ukraina dan Rusia.
Organisasi penerbangan sipil internasional sebenarnya sudah memperingatkan kepada pesawat agar hati-hati saat melintasi zona larangan terbang di wilayah Krimea dan Ukraina Timur bagian selatan. Karena di daerah itu sedang terjadi konflik.
Jatuhnya pesawat sipil ini langsung membuat ketegangan baru antara Rusia dengan Ukraina. Pejabat kedua negara itu saling tuding.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Ukraina harus bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines. "Peristiwa ini tidak akan terjadi jika ada perdamaian di wilayah ini," kata Putin, Jumat (18/7) kemarin.
Putin yakin peristiwa ini tidak akan terjadi jika Ukraina tak melakukan aksi militer di bagian tenggara wilayahnya. Akibatnya, memunculkan konflik baru antara pro pemerintah Ukraina dan anti-pemerintah. "Negara tempat peristiwa ini terjadi (pesawat jatuh) harus bertanggung jawab," ujarnya.
Sedangkan pejabat Ukraina yakin, pesawat jatuh ditembak oleh milisi yang pro-Rusia. Milisi itu menguasai wilayah Donetsk.
Krisis di Ukraina berawal saat Presiden Ukraina saat itu, Viktor Yanukovych dilengserkan dari jabatannya. Dia dilengserkan oleh aksi para demonstran yang meminta agar Ukraina bergabung dengan Uni Eropa. Padahal selama ini Viktor dikenal lebih dekat dengan Rusia.
Perbedaan inilah yang membuat letupan sehingga terjadi krisis di Ukraina. Setelah Viktor lengser, presiden Ukraina digantikan oleh Petro Poroshenko. Presiden baru ini lebih cenderung mendekatkan Ukraina ke Uni Eropa.
Karena tak ingin kehilangan pengaruhnya, Rusia kemudian menguasai Semenanjung Krimea di Ukraina selatan dan daerah di bagian timur Ukraina. Daerah itu dikenal wilayah pro-Rusia.
Para milisi yang pro-Rusia ini kemudian menduduki gedung-gedung pemerintahan, bahkan menuntut pemisahan dari Ukraina. Pihak Rusia sendiri menolak tuduhan Barat bahwa pemerintahnya mendukung aksi separatis.
Sejak saat itulah, wilayah darat dan udara di Ukraina selatan dan timur menjadi rawan. Terutama wilayah udara timur Ukraina paling rawan dilintasi penerbangan sipil.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaKesenjangan ekonomi semakin terasa saat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaPemilu 2004 menjadi pemilihan bersejarah karena untuk pertama kalinya rakyat dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden mereka.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaKonflik adalah suatu keadaan di mana terjadi ketegangan, pertentangan, atau perselisihan antara dua pihak atau lebih yang memiliki kepentingan berbeda.
Baca SelengkapnyaIntervensi ini bisa dikatakan sebagai campur tangan negara diktator dalam urusan negara lain.
Baca Selengkapnyaugraha juga menerangkan terkait doktrin jati diri sebagai Prajurit TNI yang memiliki empat nilai yakni, TNI Rakyat, TNI Pejuang, TNI Nasional, dan Profesional.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo mempunyai catatan jelang debat ketiga calon presiden-calon wakil presiden pada 7 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaGanjar menyarankan untuk mencari negara alternatif sebagai pemasok bahan
Baca Selengkapnya