Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sehari ada dua aksi tolak pilkada tidak langsung di Yogyakarta

Sehari ada dua aksi tolak pilkada tidak langsung di Yogyakarta Ilustrasi demo tolak UU Pilkada. ©2014 Merdeka.com/Marcheilla Ariesta

Merdeka.com - Keputusan DPR mengesahkan Undang-undang Pilkada secara tidak langsung atau melalui DPRD mendapat banyak kecaman dari masyarakat. Di Yogyakarta, hari ini, Kamis (02/10) ada dua aksi yang dilakukan mahasiswa dan elemen masyarakat untuk menolak undang-undang tersebut.

Sekitar pukul 11.00 WIB, ratusan mahasiswa dari Universitas Janabadra menggeruduk kantor DPRD DIY untuk menyuarakan aspirasinya. Massa aksi meminta agar anggota DPRD DIY turun menolak UU tersebut.

Menurut Presiden Mahasiswa Janabadra, Thomas, aksi mereka ini dilakukan karena pilkada tidak langsung sama saja dengan kemunduran demokrasi. "Ini sama saja kembali ke orde baru, hak politik rakyat dirampas, padahal kami punya hak untuk menentukan kemajuan Indonesia," terang Thomas.

Menanggapi permintaan mahasiswa, Ketua DPRD DIY Yoeke Indra L mengatakan akan mendukung perjuangan mahasiswa. Dia juga memastikan DPRD DIY juga mendorong supaya pilkada tetap dilakukan secara langsung. "Kami DPRD DIY mendukung perjuangan teman-teman, kami akan suarakan aspirasi ini ke DPR RI," katanya.

Sementara itu aksi serupa juga dilakukan oleh Komite Dukung Pilkada Langsung sekitar pukul 16.00 WIB di titik nol Yogyakarta. Berbeda dengan para mahasiswa, Komite Dukung Pilkada Langsung melakukan aksi dengan meminta tanda tangan serta scan KTP warga yang melintas di titik nol sebagai dukungan judicial review ke MK atas UU Pilkada.

Selain itu mereka juga menggunakan payung hitam sembari membentangkan spanduk yang bertuliskan plesetan singkatan KMP. KMP yang seharusnya Koalisi Merah Putih, diganti dengan tulisan Koalisi Maling Permanen.

Menurut koordinator lapangan, Asman Abdulah, aksi mereka ini untuk menggalang dukungan masyarakat yang dikhianati oleh politisi di DPR. "Kami menggalang dukungan untuk ke MK berupa tanda tangan warga dan scan KTP," kata Asman.

Melengkapi Asman, Direktur SMI (Social Movement Institute) Eko Prasetyo mengatakan pengesahan UU Pilkada ini sama saja kembali ke zaman orde baru dimana warga Indonesia tidak memiliki hak politik.

Dia pun menyerukan agar masyarakat dan seluruh elemen organisasi kembali turun ke jalan melawan tirani parlemen. "Kita harus turun ke jalan, tidak ada cara lain. Tunjukan kita konsisten mengawal demokrasi," tegasnya.

Eko juga berpesan agar Jokowi sebagai presiden terpilih jangan bernegosiasi dengan KMP dalam UU Pilkada. Menurut dia, jika Jokowi serius dan konsisten dengan perjuangannya maka rakyat akan memberikan dukungan.

"Jokowi jangan bernegosiasi, jika konsisten, masyarakat akan mendukung Jokowi melawan tirani parlemen," ujarnya.

(mdk/mtf)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Jadi Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Jadi Tersangka TPPU

Hanya saja Ali enggan untuk membeberkan sejumlah aset yang telah disita tersebut.

Baca Selengkapnya
AHY Bocorkan Obrolan saat Makan Gudeg Bareng Jokowi di Yogyakarta

AHY Bocorkan Obrolan saat Makan Gudeg Bareng Jokowi di Yogyakarta

Sebelum diajak sarapan gudeg, AHY mengatakan lebih dulu menggowes sepeda bareng Presiden Jokowi mengelilingi alun-alun Yogyakarta.

Baca Selengkapnya
Izin Desak Anies di Yogyakarta Dibatalkan Mendadak, Anies Singgung Perintah Jokowi

Izin Desak Anies di Yogyakarta Dibatalkan Mendadak, Anies Singgung Perintah Jokowi

Anies Baswedan merespons acara Desak Anies di Yogyakarta dibatalkan mendadak.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Segera Disidang Terkait Kasus Gratifikasi

Mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Segera Disidang Terkait Kasus Gratifikasi

Kasus dugaan gratifikasi tersebut bakal berlanjut di meja hijau setelah tim jaksa KPK menilai unsur pidana telah lengkap.

Baca Selengkapnya
Jokowi Diisukan Masuk Golkar, Airlangga: Bagus-Bagus Saja, Beliau Tokoh Nasional

Jokowi Diisukan Masuk Golkar, Airlangga: Bagus-Bagus Saja, Beliau Tokoh Nasional

Menurut dia, Presiden Jokowi merupakan tokoh nasional.

Baca Selengkapnya
Jokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!

Jokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!

Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.

Baca Selengkapnya
Istana soal Jokowi Gowes Bareng AHY dan Temui Sri Sultan HB X: Biasa Presiden Bertemu Tokoh Politik

Istana soal Jokowi Gowes Bareng AHY dan Temui Sri Sultan HB X: Biasa Presiden Bertemu Tokoh Politik

Jokowi bersepeda bersama AHY di Yogyakarta, Minggu (28/1), sambil menyapa masyarakat.

Baca Selengkapnya
Jokowi Kumpulkan Kepala Desa di Istana, Ini yang Dibahas

Jokowi Kumpulkan Kepala Desa di Istana, Ini yang Dibahas

Jokowi mengumpulkan Aliansi Lintas Asosiasi Kepala Desa di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (29/12).

Baca Selengkapnya
Airlangga: Pak Jokowi Nyaman dengan Golkar

Airlangga: Pak Jokowi Nyaman dengan Golkar

Sebelumnya Jokowi blak-blakan menyebut presiden dan menteri boleh berkampanye, berpihak dalam Pemilu

Baca Selengkapnya