Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Secercah Harapan dari E-commerce, Tungku Produksi Mengepul Lagi di Tengah Pandemi

Secercah Harapan dari E-commerce, Tungku Produksi Mengepul Lagi di Tengah Pandemi Ning Maslikah menunjukkan kerajinan yang diproduksinya. ©2021 Merdeka.com/Erwin Yohanes

Merdeka.com - Kepulan asap tungku pembakaran terlihat membumbung tinggi. Peluh para pekerja pun bercucuran karena berhadapan dengan panasnya api tungku pembakaran.

Bara api di tungku yang menganga terlihat menjilati liar dinding-dinding bata pembatas. Tak jarang jilatan api itu diiringi letupan-letupan kayu kering yang terlihat renyah dilalap si jago merah.

Tapi ini hanya tinggal cerita. Pemandangan semacam itu hampir tak terlihat lagi di rumah produksi kerajinan kuningan milik Ning Maslikah, perajin yang 21 tahun menggeluti usahanya di Dusun Kedung Wulan, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Tungku yang biasanya menghasilkan panas hingga ratusan derajat celcius kini terlihat anteng. Onggokan kayu bekas pembakaran dan besi-besi penopang cetakan pun tergeletak tak terurus.

"Usaha saya ini sudah terkena dampaknya sejak awal Covid-19 masuk Indonesia. Ibarat pepatah, hidup segan mati pun tak mau. Usaha seperti saya ini sedang berada di titik kritis. Kalau terus seperti ini keadaannya, ya mati," ujar Ning Maslikah, membuka pembicaraan dengan merdeka.com.

Wanita kelahiran Jombang, Jawa Timur, 40 tahun lalu ini bercerita, sebelum serangan virus corona menjangkiti Indonesia, dirinya masih mampu memproduksi kerajinan tangan dengan omzet sekitar Rp25 hingga Rp35 juta setiap bulan. Pesanan kerajinan itu datang dari daerah-daerah penghasil turis mancanegara, seperti Bali, Solo, Surabaya, dan Yogyakarta.

Namun, ketika tahun awal virus corona masuk nusantara, dampak dari wabah penyakit itu langsung terasa. Hengkangnya para turis dari daerah tujuan pariwisata, berimbas pada jumlah produksi kerajinan tangannya.

"Awal corona melanda, hampir 70 persen produksi saya langsung menyusut. Tidak ada lagi pesanan dari daerah-daerah yang sebelumnya cukup ramai dengan para pelancong, khususnya wisatawan luar negeri," tambahnya.

Tak berhenti di situ saja. Penyusutan produksi kerajinan kuningan yang digawanginya itu terus terjadi setiap bulannya. Hingga pada puncaknya, tak ada satu pun pesanan yang diterimanya.

Gulung tikar? Tentu tidak. Di rumah produksinya, Ning Maslikah mengaku memiliki stok barang jadi melimpah. Stok yang banyak ini lantaran pesanan di-cancel hingga menghabiskan bahan baku agar tak mubazir. Stok barang itu ada yang berupa kerajinan patung berbagai jenis yang terbuat dari kuningan, mulai dari patung gajah, patung gajah mada, patung Majapahit, patung Dewi Sri, patung Buddha, dan berbagai kerajinan lainnya.

"Memang bahan baku sempat saya habiskan waktu itu. Mending saya punya stok berupa barang jadi, supaya kalau ada pesanan tiba-tiba saya bisa penuhi tanpa harus memproduksi dulu. Sebab, ongkos produksi itu juga tidak murah. Jadi bahan baku saya rupakan barang semuanya, lalu saya buat stok," tandasnya.

Strategi ini diakui awalnya masih bisa menopang usahanya. Para pedagang lokal biasanya masih memesan barang dengan jumlah yang tidak banyak. Namun, pedagang lokal ini rupanya juga tak mampu lagi 'membuang' barang dagangannya. Akibatnya, satu per satu berguguran usahanya.

Secara berantai, usaha Ning Maslikah yang berada di urutan paling bawah dari piramida industri kerajinan ini pun lambat laun turut terdampak. Tak ingin terus menerus berada dalam keterpurukan, ia harus banting setir. Berbagai usaha terpaksa dijalaninya untuk menopang hidup, sembari terus berharap agar pandemi segera berakhir.

Mau tidak mau, tanpa meninggalkan dunia usaha yang telah digelutinya, ia pun melakukan berbagai usaha agar dapurnya dapat tetap mengepul. Di satu sisi, ia pun tetap berusaha mencoba memasarkan usahanya ke pedagang-pedagang lokal yang menjadi jejaringnya. Namun, gayung kerap tak bersambut. Para pedagang lokal itu juga banyak yang telah banting setir dengan melakukan usaha lain agar tetap hidup di tengah perekonomian yang masih serba sulit ini.

"Saya ya tetap berdagang, tapi sembako kecil-kecilan, jajanan anak-anak. Apa pun saya jalani biar periuk itu tetap ada isinya. Sembari saya juga tetap memasarkan produk-produk kerajinan ini dibantu suami," ujar ibu tiga anak ini.

Ia menyebut, selain memasarkan produk kerajinannya ke para pedagang lokal, dirinya juga sudah pernah berusaha menembus berbagai organisasi dagang yang ada di Jawa Timur. Namun, usahanya itu tak berlangsung dengan mudah. Meski pintu bantuan terbuka lebar, akan tetapi ia masih menemui kendala.

Selain mengetuk pintu organisasi dagang, Ning Maslikah dan suami pernah mencoba membuat toko online dengan membangun sebuah web khusus. Namun, hal itu pun tidak berjalan dengan mulus. Berbagai hambatan masih ditemuinya. Bahkan, hambatan-hambatan ini kerap kali membuat dirinya menjadi tidak berkutik.

"Kita pernah bangun website khusus untuk lapak kerajinan kuningan. Awalnya, maksud kita untuk pasar lokal. Ternyata, ada juga yang menanyakan barang kita itu dari luar negeri. Karena kendala bahasa dan aturan ekspor yang saya belum paham, akhirnya kami tak dapat melayani pembeli tersebut," pungkasnya.

Kini, ia mengaku tengah melirik e-commerce shopee yang memiliki infrastruktur cukup komplet. Ibarat sebuah gedung, e-commerce shopee tersebut telah menyediakan mulai dari bangunan, lantai parkir, hingga ruangan-ruangan yang tinggal ditempati dan digunakan saja. Dirinya pun tak perlu lagi harus memikirkan bagaimana caranya melakukan ekspor barang dengan segala kendalanya.

"Sekarang ini saya sedang menjajaki pasar melalui e-commerce shopee. Karena di shopee juga disediakan berbagai macam fasilitas, utamanya ekspor ke beberapa negara. Ini tentu mempermudah kita sebagai perajin kecil. Dunia tampaknya sudah mulai berubah, dan saya kira kalau kita tidak mengikuti bisa tergerus zaman. Mudah-mudahan ada secercah harapan untuk tungku pembakaran itu mengepul kembali, demi kebangkitan ekonomi kami di tengah masa pandemi ini," tutupnya.

(mdk/yan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pedagang Pasar Kranggan Ngeluh Kemunculan e-Commerce, Ganjar: Nanti Kita Ajari Cara Jualan Online Ya

Pedagang Pasar Kranggan Ngeluh Kemunculan e-Commerce, Ganjar: Nanti Kita Ajari Cara Jualan Online Ya

Jika terpilih sebagai presiden dia akan coba mengatur bagaimana kehadiran e-commerce tidak mematikan usaha pedagang konvensional.

Baca Selengkapnya
Transaksi E-commerce Sepanjang Tahun 2023 Diprediksi Tembus Rp533 Triliun

Transaksi E-commerce Sepanjang Tahun 2023 Diprediksi Tembus Rp533 Triliun

Kemendag memproyeksikan transaksi e-commerce tahun 2023 menjadi Rp533 triliun.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tren Kedatangan Turis Asing di Akhir 2023 Meningkat Pesat

Tren Kedatangan Turis Asing di Akhir 2023 Meningkat Pesat

Tren wisatawan mancanegara mulai kembali seperti pra pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Sepakat dengan Menkop Teten, Ekonom: Tiktok Harus Pisahkan e-Commerce dengan Media Sosial

Sepakat dengan Menkop Teten, Ekonom: Tiktok Harus Pisahkan e-Commerce dengan Media Sosial

Aturan yang tertuang pada Permendag 31/2023 harusnya benar-benar dilaksanakan dan dipatuhi oleh semua pihak.

Baca Selengkapnya
Viral Turis Jalan Kaki ke Bandara Bali Akibat Macet Parah, Ini Penjelasan Petugas

Viral Turis Jalan Kaki ke Bandara Bali Akibat Macet Parah, Ini Penjelasan Petugas

Petugas menyebutkan, terkait adanya kemacetan di jalur menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai terus memonitor kecepatan in-out kendaraan.

Baca Selengkapnya
Sebanyak ini Jumlah Manusia yang Pernah Merasakan Melayang di Luar Angkasa

Sebanyak ini Jumlah Manusia yang Pernah Merasakan Melayang di Luar Angkasa

Apalagi di masa mendatang akan dibukanya penerbangan komersial ke luar angkasa sebagai wahana wisata baru.

Baca Selengkapnya
Pariwisata Bali Pulih, Pegadaian Siap Dukung Kebangkitan UMKM di 2024

Pariwisata Bali Pulih, Pegadaian Siap Dukung Kebangkitan UMKM di 2024

Setelah sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, pariwisata Bali telah bangkit kembali pada tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Bermain Slepet Sarung, Bocah Perempuan di Ciputat Viral Dikeroyok Remaja Tidak Dikenal

Bermain Slepet Sarung, Bocah Perempuan di Ciputat Viral Dikeroyok Remaja Tidak Dikenal

Seorang remaja perempuan berinisial N (12), warga Ciputat, Tangsel, viral mengalami tindak penganiayaan yang diduga pelaku anak-anak yang tidak dikenali.

Baca Selengkapnya