Merdeka.com - Putri Rahmawati (24), korban pembunuhan di rumah kontrakan teman lelakinya, sehari sebelum dibunuh pamit kepada orang tuanya bakal kerja masuk malam di 7 Eleven, Jakarta.

"Jumat pergi, katanya mau masuk malam. Dia pamit ke ibunya, bahkan saat itu juga dia minta tak dibuatkan susu lagi. Itu permintaan yang terakhir," kata seorang perempuan kerabat dekat Putri di rumah duka, di Perumahan Graha Indah Blok E2 Nomor 26, Jakamulya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Minggu (25/08).

Kendati sering menginap di tempat temannya, awalnya keluarga tak khawatir. Namun, keluarga tak menyangka pamit itu untuk pergi selama-lamanya, setelah Putri ditemukan tewas dalam kondisi telanjang di rumah kontrakan teman laki-lakinya. Ada luka sayatan di leher dan tangan gadis itu.

Selama ini, Putri dikenal keluarga sebagai pribadi yang tertutup, jarang berkomunikasi masalah pribadi dengan orang tuanya maupun saudaranya. Hanya adik kandung laki-laki yang mengetahuinya, itu pun terbatas.

Namun di luar, Putri dikenal dengan pribadi yang supel, ramah, dan suka bergaul. "Nggak percah cerita, kakak itu tertutup di keluarga," ungkap Farah adik kandung Putri.

Jenazah Putri sendiri sudah dimakamkan di TPU Jatisari, Jatiasih. Sebelum dimakamkan, jenazah disalatkan di Masjid Al Ikhlas tak jauh dari kediamannya.

Sebelumnya, Rahmawati ditemukan tewas dalam keadaan telanjang di kamar mandi rumah kontrakan pacarnya, Herman Sumantri (24) di Jalan Raya Jatiwaringin, Gang Swadaya 1 RT 1/2, Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi.