Satgas Tak Pernah Bocorkan Hasil Swab Test Pasien, Termasuk Rizieq
Merdeka.com - Satgas Covid-19 mendapat surat dari pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab pagi tadi. Dalam surat tersebut, Rizieq meminta agar hasil swab test-nya tidak dipublikasikan secara luas.
Satgas Covid-19 Kota Bogor menegaskan, selama ini tidak pernah membocorkan atau mempublikasikan hasil test para pasien. Ketua Bidang Penegakan Hukum dan Kedisiplinan Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Agustiansyah mengatakan, Satgas selalu menghargai kepentingan pribadi pasien.
"Tadi pagi, ketua satgas mendapat surat dari pasien yang bersangkutan (Rizieq) yang menyampaikan bahwa pasien berkeberatan apabila hasil swabnya di publish ke muka umum," ujar Agustiansyah dalam konferensi pers yang digelar Sabtu kemarin (28/11).
"Kami terangkan sekali lagi, kami dari satgas covid kota bogor tidak pernah mempublikasikan data pasien," lanjutnya.
Agustiansyah mengatakan, Satgas hanya menggunakan hasil test Covid-19 untuk menentukan langkah dalam menangani pasien.
"Kita hanya perlu sinergi dan kolaborasi untuk mencatat dan mengetahui untuk mengambil langkah sikap yang tepat untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya," kata dia.
Karena itu, Agustiansyah meminta Rizieq tidak perlu khawatir bila RS UMMI menyampaikan hasil test-nya kepada Satgas Covid-19. Selain itu, dia juga meminta agar Rizieq tidak menolak swab test ulang yang akan dilakukan oleh Satgas Covid-19 kota Bogor.
Satgas Polisikan RS UMMI
Satgas Covid-19 mengingatkan, setiap rumah sakit memiliki kewajiban menyampaikan hasil test pasien. Oleh sebab itu, dia meminta pihak RS UMMI untuk segera menyampaikan hasil swab test Rizieq Syihab yang dilakukan pada 26 November 2020.
"Seluruh RS Kota Bogor wajib menyampaikan hasil data swab test sebagai bahan penentuan kami dalam melakukan proses tindakan selanjutnya," katanya.
Dia melanjutkan, sebelumnya RS UMMI pernah berjanji jika hasil swab test akan keluar pada 27 November 2020 pukul 11 malam. Namun sampai saat ini pihak RS tidak pernah memberikan laporan.
Karena itu Satgas Covid-19 Kota Bogor mengambil langkah melaporkan RS UMMI ke Polresta Kota Bogor karena dianggap menghambat proses penanggulangan wabah Covid-19.
"Sehingga kami melaporkan pihak RS UMMI dengan dugaan menghambat dan menghalangi proses pengendalian penyebaran wabah penyakit menular sebagaimana diamanatkan oleh UU No 4 tahun 84 tentang penyakit menular," kata Agustiansyah.
Dia menyayangkan pihak RS tidak kooperatif dalam memberikan informasi kepada Satgas. Padahal, pihak RS wajib menyampaikan hasil swab test para pasien untuk kepentingan bersama.
"Informasi yang disampaikan pihak rumah sakit tidak utuh dan tidak komprehensif kesannya menghambat tugas kami," sesalnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaKantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaManajemen rumah sakit sedang mengevakuasi seluruh pasien rawat inap yang terdata sebanyak 102 orang.
Baca SelengkapnyaAntioksidan adalah senyawa yang dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Anda bisa mendapatkan senyawa ini dari sejumlah minuman sehat.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca Selengkapnya