Satgas Covid-19: Pesan Berantai Bahaya Vaksin terhadap Respons Imun, Hoaks
Merdeka.com - Satgas Penanganan Covid-19 menegaskan bahwa pesan berantai di whatsapp yang berupa video dengan narasi 'Potensi bahaya vaksin Covid-19' merupakan konten yang menyesatkan.
Dalam pesan berantai itu, disebutkan bahwa efek samping vaksinasi Covid-19 yakni munculnya fenomena ADE atau Antibody-dependent Enhancement.Satgas penanganan Covid-19 memastikan hingga saat ini belum ada bukti terjadinya ADE.
"Konten yang menyesatkan. Video tentang respon imun ADE, berdasarkan hasil penelitian hingga saat ini tidak ditemukan karena penyakit virus corona pada manusia tidak memiliki atribut klinis, epidemiologis, biologis, atau patologis dari penyakit ADE," dikutip dari keterangan resmi Satgas Covid-19, Senin (8/3).
Dalam keterangan Satgas tersebut, terdapat beberapa referensi penjelasan fenomena ADE terhadap vaksinasi Covid-19. Yang pertama yakni dari jurnal PubMed.gov yang diterbitkan oleh Oxford University Press untuk Infectious Diseases Society of America tahun 2020.
“Mungkinkah vaksin COVID-19 membuat manusia peka terhadap infeksi terobosan yang bergantung pada antibodi (ADE)? Ini tidak mungkin karena penyakit virus corona pada manusia tidak memiliki atribut klinis, epidemiologis, biologis, atau patologis dari penyakit ADE yang dicontohkan oleh virus dengue (DENV). Berbeda dengan DENV, SARS dan MERS CoVs terutama menginfeksi epitel pernapasan, bukan makrofag. Selain itu, Satgas juga memaparkan penjelasan lainnya berdasarkan Children’s Hospital of Philadelphia (CHOP).
"Baik penyakit Covid-19 maupun vaksin Covid-19 baru tidak menunjukkan bukti penyebab ADE. Orang yang terinfeksi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, kemungkinan tidak mengembangkan ADE setelah terpapar berulang Ini juga berlaku untuk virus Corona lainnya".
Selain itu, CHOP juga menyatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian vaksin di laboratorium dengan hewan maupun uji klinis pada manusia, bukti adanya ADE belum ditemukan.
Diketahui, pesan berantai tersebut sebelumnya juga sudah pernah beredar dan Satgas juga sudah mengklarifikasi narasi yang menyesatkan ini. Pada 6 Oktober 2020, Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito menyatakan, berdasarkan hasil penelitian para ahli, fenomena ADE tidak ditemukan di manusia.
"Fenomena ADE di SARS-CoV-2 sudah diselidiki sejak percobaan pra-klinis dan dinyatakan aman dan baik. Namun karena adanya perbedaan antara hewan percobaan dan manusia, tentu risiko ADE pada manusia juga harus diinvestigasi," sebut Wiku.
Wiku mengatakan fenomena ADE hanya terlihat pada penyakit dengue dan sejenisnya.
"Terkait dengan efek samping ADE, sejauh ini hanya terlihat pada penyakit dengue dan sejenisnya dan tidak pada virus lain. Fenomena ADE terlihat pada MERS, SARS, Ebola, HIV, semata-mata ditemukan in silico dan in vitro dan tidak menggambarkan fenomena di manusia," lanjut Wiku
Selain itu, pada 12 Oktober 2020, Guru Besar Fakultas Kedokteran & Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjajaran, Kusnandi Rusmil juga mengklarifikasi isu tersebut.
“Hingga saat ini belum ada bukti terjadinya ADE (pada kandidat vaksin Covid-19). Kewaspadaan dan monitoring terhadap keamanan vaksin tetap harus dilakukan," tegasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca Selengkapnya