Sampai kapan TNI dan Brimob bentrok terus?
Merdeka.com - Bentrok antara TNI dan Brimob seakan menjadi hal yang lumrah terjadi di tanah air. Perselisihan antar dua penegak hukum ini, meningkat tajam sejak keduanya tak lagi satu komando.
Bentrok yang melibatkan antara anggota TNI dan Brimob dinilai naik hingga 300 persen. Hal ini juga dianggap dasar penilaian publik bahwa kisruh di antara kedua instansi negara itu bukan hal yang baru.
"Sebetulnya sejak mereka pisah, bentrokan antara keduanya naik 300 persen. Ini hal yang biasa bukan hal yang baru," kata Pengamat Intelijen, Wawan Purwanto saat berbincang dengan merdeka.com, Jakarta, Senin (13/7).
Wawan mengatakan, pemantik bentrok dari TNI dengan Brimob lantaran para anggota mendapat pendidikan keras akan tetapi ilmu yang mereka dapat tidak pernah tersalur di medan perang. Terlebih, setiap anggota masih banyak yang lebih mengedepankan emosional ketimbang cara berpikir.
"Begitu ada masalah, teman-temannya langsung membantu. Jiwa korsanya muncul karena merasa institusinya terkoyak," ujar dia.
Wawan membandingkan penegak hukum di Indonesia dengan negara Amerika. Di mana Amerika menerjunkan langsung anggota militernya ke medan perang.
Namun, Wawan menganggap hal itu tidak bisa menjadi dasar keduanya harus selalu bentrok mengingat Indonesia merupakan negara yang aman dan jauh dari peperangan.
"Indonesia kan beda kan aman pertempuran engga pernah terjadi tapi latihan sering. Rata-rata mereka kan masih baru, latihan tapi engga pernah tempur jadi ada sugesti," ucap dia.
Wawan menilai perselisihan antar TNI dengan Brimob lantaran adanya kesenjangan sosial. Menurutnya, perbedaan tingkat kesejahteraan sosial yang mencolok menjadi alasan utama kenapa bentrok keduanya tak kunjung berakhir.
Bahkan, Wawan menyatakan perselisihan TNI dan Polri tidak akan pernah berakhir selama pemerintah tidak memperhatikan hal ini sebagai poin penting untuk menjaga keharmonisan dari dua institusi negara tersebut.
"Menurut saya ini akan terus terjadi, pangkat yang sama tapi pendapatannya berbeda. Kalau yang satu dapat ini yang satu dapat ampas kan buat apa. Jadi pemerintah harus memberikan kesejahteraan yang merata," tambah dia.
Selain memberi kesejahteraan yang sama, Wawan juga berpendapat ada cara meredam bentrok TNI dan Brimob. Cara yang dimaksud adalah, dengan mengajak anggota TNI dan Brimob melakukan pertemuan yang bertujuan untuk melakukan pekerjaan sosial.
"TNI Polri harus dilibatkan jangan di tingkat pimpinan tapi di tingkat bawah. Tak kenal maka tak sayang, maksud saya mereka akan saling segan ada interaksi bersama?," tandas Wawan.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Prajurit TNI Meninggal usai Tabrak Lari, Pelaku Akhirnya Serahkan Diri usai Buron
Diduga tak bisa mengendalikan kemudi, truk itu menambrak korban hingga membuatnya meninggal di tempat.
Baca SelengkapnyaJenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu
446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi: Terima Kasih TNI-Polri Pemilu Berjalan Aman Meski Ada Dinamika & Riak-riak Kecil
"Saya ingin menyampaikan ucapan terima masih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran TNI dan Polri yang telah menjamin keamanan," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaTNI Beberkan Kronologi 1 Prajurit Gugur Diserang KKB Papua
Serangan KKB menyebabkan dua prajurit TNI menjadi korban.
Baca SelengkapnyaPolisi Militer Tiba-tiba Tampar & Pukul Bintara TNI AD Baru Dilantik, Ternyata Adiknya Sendiri
Ada satu sosok polisi militer di tengah-tengah pelantikan Bintara TNI AD.
Baca SelengkapnyaPolri Ungkap Situasi Keamanan Jelang Pencoblosan Pemilu 2024
Pencoblosan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 besok.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaTNI Masih Tunggu Syarat Ini untuk Pindah ke IKN
Jenderal Bintang Empat TNI tersebut belum bisa menjabarkan waktu pastinya untuk pemindahan prajurit.
Baca Selengkapnya