Sambut Imlek, Umat Tri Dharma Malang sembahyangi Para Suci
Merdeka.com - Jam menunjukkan pukul 10 siang dan matahari memang sedang terik-teriknya menyinari sebagian Kota Malang, Jawa Timur. Terlihat beberapa warga keturunan etnis Tiong Hoa berkumpul di sekitar pelataran Klenteng Eng An Kiong, Malang.
Rupa-rupanya, mereka yang merupakan umat Agama Tao, Buddha Mahayana, dan Khong Hu Cu sedang bersiap-siap melakukan upacara pengantaran Para Suci (Sien Bing) pada hari ini (4/2). Ibadah ini dilakukan tidak lain karena menyambut datangnya tahun baru Imlek yang akan dilaksanakan pada 10 Februari 2013.
Upacara ini merupakan kelanjutan dari upacara tutup tahun yang telah dilaksanakan pada tanggal 27 Januari lalu. Tujuan dari upacara ini adalah mengantar Para Suci (Sien Bing).
Dengan perginya Para Suci ini, dalam keimanan Agama Tao, Buddha Mahayana, dan Khong Hu Cu diyakini bahwa Klenteng akan dalam keadaan kosong. Oleh karena itu, hal ini dapat digunakan sebagai waktu untuk membersihkan seluruh bagian Klenteng Eng An Kiong.
Dipimpin oleh Bunsu Hanompramana, sekitar 50 jemaah mulai menghadap ke halaman klenteng dan mulai melakukan sembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa. "Hal ini dilakukan dengan menghadap ke alam bebas sebagai perwujudan atas ciptaan Tuhan Yang Maha Esa," kata Bunsu Anton Triyono, Humas Klenteng Eng An Kiong, kepada merdeka.com.
Setelahnya, para jamaah berpindah ke dalam altar utama untuk juga bersembahyang mengantarkan Fude Zhengshen (Dewa Bumi), dewa utama di Klenteng Eng An Kiong ini. Adapun Dewa Bumi ini dipilih sebagai dewa utama di Klenteng Eng An Kiong dikarenakan letak geografis Malang yang memang mendukung kegiatan agraris.
Hal ini kemudian diikuti oleh sembahyang kepada Para Suci lainnya yang berada di seluruh altar Klenteng Eng An Kiong. Ibadah kemudian ditutup dengan menghantar Para Suci yang berada di Altar Besar.
Setelah berangkatnya Para Suci ini, maka umat Tri Dharma meyakini bahwa Klenteng sudah dalam keadaan kosong. Oleh karena itu, mereka memiliki kesempatan untuk membersihkan patung Para Suci dan seluruh bagian Klenteng yang juga bertujuan menghormati Para Suci.
Kegiatan pembersihan ini pun terus berlangsung hingga tiga hari setelah Imlek. "Umat akan berkumpul untuk membersihkan tempat ibadah mulai di rumah masing-masing dan di tempat ibadah di sini," lanjut Bunsu Anton.
Imlek sendiri merupakan hari besar bagi Agama Tao, Buddha Mahayana, dan Khong Hu Cu. Pada Hari Besar ini, umat ketiga agama tersebut merayakan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa atas datangnya Musim Semi di belahan bumi bagian utara.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siap Sambut Lebaran, Intip Momen Inul Daratista Berbagi Bingkisan saat Mudik
Inul Daratista baru saja mudik ke kampung halamannya di Pasuruan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaMabuk saat Amankan Jumat Agung, Perwira Polisi Cemarkan Tata Cara Ibadah
Iptu Dalfis ditegur Majelis sehingga terjadi sedikit keributan.
Baca SelengkapnyaUskup Agung Semarang dan Tokoh Lintas Agama Datangi Masjid Agung Jawa Tengah, Beri Ucapan Selamat Idulfitri ke Umat Muslim
Kegiatan silaturahmi ini merupakan sebuah harmoni kerukunan antara yang satu dengan yang lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Membawa Pesan Pemilu Damai di Habitat Harimau Sumatera
Rombongan polisi dan istri mengunjungi permukiman suku Talang Mamak untuk menyosialisasikan pemilu damai.
Baca SelengkapnyaJelang Nyepi, Umat Hindu Tengger Turun Gunung Gelar Upacara Melasti di Pantai Watu Pecak Lumajang
Upacara Melasti pagi ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang masuk ke dalam rangkaian perayaan Nyepi.
Baca SelengkapnyaPaksa Istri Minum Pembersih Lantai hingga Tewas, Suami di Malang jadi Tersangka
Peristiwa KDRT tersebut terjadi pada 24 Januari 2024 di Perumahan BMR Blok GO, Desa Watugede, Singosari, Kabupaten Malang.
Baca Selengkapnya7 Amalan yang Bisa Dilakukan Menjelang Bulan Ramadhan, Umat Islam Wajib Tahu
Merdeka.com merangkum informasi tentang 7 amalan yang bisa dilakukan menjelang bulan ramadhan.
Baca SelengkapnyaDi Sulteng, Jokowi Apresiasi Gebrakan Mentan Lakukan Percepatan Tanam Padi
Luas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaMeninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang
Peristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca Selengkapnya