Sambangi tahanan anak di Blitar, Mensos Khofifah ajak baca Alquran
Merdeka.com - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa temui anak-anak penghuni Lembaga Pemasyarakatan (LP) Anak Kelas II A Blitar, Kantor Wilayah Jawa Timur, Senin sore (1/6). Khofifah mencatat, dari 123 anak penghuni Lapas di Blitar itu, 83 anak terjerat kasus asusila, 17 anak tersandung narkoba dan sisanya kasus pencurian.
Ketua Umum DPP Muslimat NU ini, datang ke Lapas Anak Kelas II A Blitar, usai mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila di Alun-Alun Taman Kota dan membagi 299 Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Pintar (411) Kartu Indonesia Sehat (1367) dan Kartu Disabilitas (3) di Desa Bendo Gerit, Kecamatan Sanan Wetan, bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sementara saat datang ke Lapas, Khofifah menemui Kasie Keagamanan LP Anak Kelas II A, Edy Yusuf Ismail dan Kasie Binadik, Andi Ariawan, kemudian menyapa dan berdialog dengan 123 anak penghuni sel. "Jalani kehidupan ini dengan menyongsong hidup lebih baik ya nak ya," pesan Khofifah memberi semangat ke anak-anak penghuni sel.
Si Bunda Muslimat itu, juga mengajak mereka untuk tetap menjalankan ibadah lima waktu bagi yang beragama muslim. "Jangan lupa salat, berdoa meminta ampunan, dan kekuatan. Kita semua tidak ada yang suci, semuanya penuh dosa, untuk itu kita tetap berdoa minta ampunan sama Allah," ucap Khofifah lagi.
Dia juga mengajak anak-anak Lapas untuk membaca ayat suci Alquran, surah Al Fath ayat satu hingga lima. "Baca ayat satu sampai lima sebanyak lima kali. Baca ya nak, itu intinya meminta ampun agar Allah memberi kemudahan, kemenangan, kemuliaan dan kemenangan yang agung. Menang dari hawa nafsu, dari perilaku yang tidak terpuji. Jika kita menang maka kita mulia," katanya.
Kemudian Khofifah memberi Kitab Alquran dan meminta salah satu dari mereka membaca. Miftahul Huda (16), tahanan kasus asusila asal Bangkalan, Madura inipun membacanya dengan fasih di hadapan rekan-rekannya sesama tahanan.
Mantan calon Gubernur Jawa Timur 2009 dan 2013 ini juga berjanji kepada para tahanan anak itu untuk menampung pendidikan mereka di pesantren. Ada dua tempat pembinaan yang dipromosikan, yaitu Pondok Pesantren Bahrul Mahfiroh di Malang dan Panti Sosial Mardi Putra (PSMP) di Jakarta.
Bagi mereka yang ingin meneruskan sekolah dan menimba ilmu agama di Ponpes Bahrul Mahfiroh, juga dimungkinkan bisa sekolah gratis di Mekkah, Arab Saudi. "Asal mau sekolah, mereka bisa kita tampung gratis, bahkan saya berjanji mereka bisa sekolah di Mekkah, untuk yang ingin mondok di Ponpes Bahrul Mahfiroh," janjinya.
"Nanti kalau mau sekolah lagi, di pesantren ya nak. Ke depan kita harus bisa menata hidup lebih baik," sambungnya mengajak kebaikan.
Dia kembali melanjutkan, pascapembinaan di dalam Lapas atau Rutan, anak-anak tersebut, memang menjadi tanggung jawab Kemensos sebelum dikembalikan ke orang tua masing-masing. "Itu tugas Kemensos. Karena pasca-Lapas atau Rutan tidak semuanya mereka diterima di keluarganya. Lebih penting kita siapkan masa depan mereka. Kita lakukan pembinaan."
Sementara di PSMP, anak-anak mantan penghuni Lapas akan memberikan fasilitas selama enam bulan. Ini diharapkan bisa menjadi intermediasi anak-anak dengan lingkungan keluarga maupun sosialnya.
"Yang menarik, di Lapas anak ini ada 83 anak karena kasus asusila, 17 narkoba dan sisanya kasus kriminal lainnya. Ini membuktikan, informasi media yang sangat terbuka bisa menjadikan mereka khilaf. Itu akan terus kita evaluasi lagi," tandasnya.
Sementara itu, Miftahul Huda, siswa SMP kelas tiga di Bangkalan, mengaku enggan meneruskan sekolahnya saat keluar Lapas nanti. Dia diganjar hukuman 10 bulan penjara karena kasus asusila. "Saya sudah malas mikir. Kalau keluar mau kerja saja," akunya kepada Mensos, yang terus mencoba meyakinkannya untuk tetap sekolah.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Faiz Ahmad Muttaqin, pelajar SMAN 2 Klaten ini tak menyangka cita-citanya jadi anggota paskibraka terwujud. Ia ungkap pesan haru orang tuanya.
Baca SelengkapnyaDi balik tampang sangarnya, pria ini dibuat menangis haru melihat pencapaian sang buah hati.
Baca SelengkapnyaPesantren ini membawa mimpi para santri difabel netra untuk meraih cita-cita menjadi penghapal Al Quran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Setelah menyelesaikan hafalan Alquran, para santri akan mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Mereka akan menjadi guru ngaji di berbagai Rumah Tahfidz.
Baca SelengkapnyaDi balik kemegahannya, ternyata masjid tersebut merupakan gagasan dari ayah seorang pensiunan jenderal TNI Angkatan Udara.
Baca SelengkapnyaBegini jadinya bila siswa Seba Polri izin masuk masjid pakai Bahasa Arab ke komandan.
Baca SelengkapnyaSosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca SelengkapnyaKendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaTak bisa menyembunyikan kebahagiaan, ia pun mengunjungi makam ibunda ingin 'pamer' menunjukkan piala yang ia peroleh.
Baca Selengkapnya