Merdeka.com - Kabag Humas Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Jerry Sumampouw mengatakan, salah satu korban tewas dalam bentrokan di Aceh Singkil, Aceh bukan disebabkan oleh pihak gereja maupun massa yang melakukan penyerangan ke gereja.

Dari Informasi yang diterimanya, Jerry menjelaskan korban tewas disebabkan oleh tembakan dari aparat kepolisian yang mencoba mencegah massa untuk tidak melakukan tindakan anarkis, yakni pembakaran Gereja.

"Massa yang terluka dikarenakan, bentrokan dari aparat kepolisian dari satuan Brimob. Jadi Brimob coba mencegah massa yang hendak membakar gereja, terjadi benturan massa dengan aparat kepolisian. Kemudian yang meninggal akibat tembakan aparat Brimob," ungkap Jerry dalam konferensi pers di Gedung PGI, Salemba Raya, Jakarta Pusat, Selasa (13/10)

Jerry menambahkan, saat ini keadaan di lokasi masih mencekam, pihaknya meminta aparat kepolisian untuk hadir. Bahkan beberapa masyarakat baik nasrani maupun muslim terganggu dengan keamanan di Aceh Singkil.

Untuk itu pihaknya meminta perhatian aparat kepolisian untuk mengamankan lokasi agar bentrokan massa intoleran tidak terjadi kembali.

"Kami mendapat informasi dari orang kami di sana warga sekarang tengah mengungsi baik yang Kristen maupun muslim. Kami minta aparat segera melakukan penanganan," ungkap dia.

Tak hanya itu, PGI juga mengecam tindakan massa intoleran yang telah menimbulkan korban harta benda dan jiwa.

"Tindakan ini telah menimbulkan rasa tidak aman bagi warga masyarakat di Aceh Singkil. Masyarakat sekarang mencoba mengungsi ke daerah Tapanuli Utara, Sumatra Utara, dan Pendeta Pendeta Erde Berutu dari Gereja GKPPD (Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi) di Danggurun, Kecamatan Simpang Kanan sedang terancam dan ingin keluar dari sana," tutup Jerry.