Merdeka.com - Terpidana suap hakim Setyabudi Tejocahyono yakni, Toto Hutagalung bersaksi di Pengadilan Negeri (PN) Bandung. Toto perantara Pemerintah Kota Bandung dan sang pengadil itu menyebut ada duit khusus untuk hiburan. Totalnya mencapai Rp 300 juta.

Ritual itu dilakukan setiap malam Jumat di Venetian Karaoke, Jalan Pasirkaliki Bandung. Setyabudi di situ meminta difasilitasi pemandu lagu. Sekali hiburan bisa menelan hingga Rp 20 juta.

"Untuk hiburan saja bisa mencapai Rp 300 juta," kata Toto di hadapan Majelis Hakim yang dipimpin Nurhakim, Kamis (6/2).

Jumlah yang besar itu menurut dia, karena Setyabudi bukan hanya meminta satu kali saja. "Bisa sampai 10 kali mungkin," terang Ketua Ormas Gasibu tersebut.

Bukan cuma Setyabudi, Toto juga biasa menjamu hakim lain yakni Ramlan Comel. Saat ini Ramlan yang merupakan hakim anggota dalam perkara penanganan Bansos 2010 masih berstatus saksi.

"Kalau karaoke suka sampai larut malam, semua joget-joget sampai malam," jelasnya.

Duit suap dari Pemkot Bandung kepada Setyabudi melalui Toto Hutagalung, bisa mencapai Rp 4 miliar. Duit diberikan secara bertahap. Setyabudi kala itu bisa mengamankan perkara menjadi kesalahan administratif dan bukan pidana.

Namun pada Maret 2013 lalu KPK mencokok Setyabudi yang tertangkap basah menerima suap Rp 150 juta di PN Bandung. PN Bandung saat ini sudah memvonis empat terdakwa yakni Setyabudi Tejocahyono, Herry Nurhayat, Asep Triana, Toto Hutagalung.

Sedangkan mantan Wali Kota dan Sekda Kota Bandung yakni Dada Rosada - Edi Siswadi sudah menjadi pesakitan.