Saksi ahli khawatir bila Florence bebas warga main hakim sendiri
Merdeka.com - Saksi Ahli sidang kasus Florence Sihombing yang menghina Yogyakarta lewat status Path-nya, Mudzakir, menilai Florence harus tetap mendapatkan hukuman sebagai contoh untuk masyarakat bahwa perbuatan yang dilakukan Florence salah dan tidak boleh dicontoh.
Dalam kesaksiannya, Mudzakir yang merupakan dosen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, mengatakan status Florence dalam akun Pathnya merupakan bentuk penghinaan terhadap komunitas atau warga Yogyakarta.
"Menurut ahli, kata-kata tolol, miskin tidak berbudaya itu adalah penghinaan bukan kritik atau keluhan atau candaan," katanya saat bersaksi di persidangan Florence, Kamis (8/1).
Meski demikian dia menilai status Path Florence hanya penghinaan terhadap kelompok masyarakat tetapi tidak bermaksud SARA atau menebar kebencian dan memunculkan konflik.
"Saya menilai terlalu berlebihan jika itu menebarkan konflik SARA, kita harus lihat tindakan sebelumnya, masalahnya antrean BBM," ujarnya.
Menurut dia penerapan pasal 27 ayat 3 UU ITE sudah tepat dan merujuk KUHP pasal 156. Dia juga berpendapat hukumnya yang diberikan kepada Florence tidak harus hukuman berat.
"Percobaan hukumannya, dengan catatan ini untuk pembelajaran supaya hati-hati. Perbuatannya jelas salah, kita juga tidak ingin ketika Florence bebas, nanti justru masyarakat yang merasa terhina justru main hakim sendiri, kemungkinan itu tentunya ada," ujarnya.
Jika dibandingkan dengan kasus Status Facebook Ervani yang divonis bebas oleh PN Bantul, dia menilai kasus Florence berbeda. Dia menilai kata "tolol", "miskin" dan "tidak berbudaya" yang digunakan Florence jelas berbeda dengan kata tidak baik, "lebay", "labil", "seperti anak kecil" yang dituliskan oleh Ervani.
"Kalau kata lebay itu sudah umum, tapi coba anda dibilang 'tolol', saya saja enggak terima kalau dibilang tolol," tuturnya.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahli Gizi Sarankan untuk Awali Buka Puasa dengan Takjil
Dalam berbuka puasa, salah satu cara untuk membatalkannya adalah dengan mengonsumsi takjil. Hal ini ternyata juga disarankan oleh ahli gizi.
Baca SelengkapnyaMahfud Tak Masalah Masyarakat Ambil Amplop dari Capres-Caleg, Tapi Coblos Sesuai Hati Nurani
Namun harus tetap teguh dan tangguh menghadapi setiap godaan tersebut.
Baca SelengkapnyaMomen Gendhis Putri Nella Kharisma Disuntik, Sang Ibu Malah Nangis Tersedu Karena Tak Tega - Begini Respon Dory Harsa
Nella mengungkapkan betapa sedihnya ketika Gendhis harus disuntik. Sebagai seorang ibu yang penuh kasih, rasa iba Nella terhadap sang buah hati begitu mendalam
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan
Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaPerempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan
Musdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaRagam Bahasa Gaul Singkatan yang Kekinian Banget dan Keren, Jangan Mau Ketinggalan Zaman
Tak semua singkatan bahasa gaul bisa dipahami dengan mudah. Beberapa singkatan yang sulit dipahami. Berikut penjelasannya.
Baca SelengkapnyaCak Imin: Ada Teman Bilang Kita Tidak Perlu Pilkada Lagi Kalau Pelaksanaannya Ancam Kepala Desa
Muhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.
Baca SelengkapnyaTasamuh Artinya Toleransi, Begini Penjelasan Manfaat, Dalil serta Contohnya dalam Islam
Tasamuh merupakan toleransi yang sangat dianjurka untuk diterapkan bagi umat Islam di kehidupan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaMengenal Sosok Letkol Inf. Nur Wahyudi yang Baru Dilantik Jadi Dansat-81 Kopassus, Istrinya Bukan Orang Sembarangan
Belum lama ini, Letkol Inf. Nur Wahyudi resmi dilantik menjadi menjadi Dansat-81 Kopassus.
Baca Selengkapnya