Merdeka.com - AH, warga kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) Provinsi Riau dibekuk Satuan Reskrim Polres Kuansing lantaran diduga memerkosa dan membunuh keponakannya sendiri. Perbuatan bejat itu dilakukan pelaku karena dendam dengan ibu korban yang merupakan kakak iparnya.

Kapolres Kuansing AKBP Edy Sumardy Sik menuturkan, tersangka tega membunuh keponakannya sendiri, Nuri Komarita, bocah berusia 3,5 tahun dengan cara menikamkan senjata tajam ke sekujur tubuh korban sebanyak 3 kali.

"Tersangka AH ini sakit hati karena sering dimarahi. Alasan itu itu yang membuat AH memerkosa korban kemudian membunuhnya dengan menikamkan pisau berkali-kali ke tubuh korban," ujar Edy kepada merdeka.com melalui selulernya, Kamis (14/1) pagi.

Usai membunuh keponakannya, AH melarikan diri. Beruntung pelarian AH berhasil digagalkan polisi. Pria pengangguran itu ditangkap di Provinsi Sumatera Barat pada Senin (11/1) lalu.

Selama ini, AH tinggal bersama keluarga korban di Sungai Pinang, Desa Serosah, kabupaten Kuansing, Riau. Namun, AH malah tega membunuh Nuri hanya gara-gara sakit hati dengan ucapan sang kakak ipar yang selalu mengatakan dirinya selalu menyusahkan karena pengangguran.

"Saat diinterogasi, tersangka mengaku sering disebut hidupnya hanya makan tidur dan menyusahkan kakak iparnya, karena tidak memiliki pekerjaan tetap," jelas Edy.

Ucapan itu yang membuat AH sakit hati. Namun, kekesalannya dan rasa dendam di hatinya malah dilampiaskan kepada anak abang kandungnya itu, bocah yang masih berusia 3,5 tahun.

"Begitu ada kesempatan karena rumah sepi, pelaku membawa korban ke sungai. Pelaku juga membawa alat pemanen sawit. Di penggir sungai, korban dibunuh dan dibuang ke sungai," kata Edy.

Sebelum kejadian pada Rabu 6 Januari 2016, korban sempat dinyatakan hilang. Keesokan harinya, warga menemukan tubuh Nuri di sungai dalam kondisi tak bernyawa. Kejadian berlangsung di Sungai Pinang, Desa Serosah, kabupaten Kuansing, Riau.

"Hasil penyelidikan,terdapat sejumlah luka tusukan, di antaranya di bagian leher, perut dan lainnya," jelas Edy.

Sebelum kejadian, korban ditinggal bersama kakeknya Sulaiman di dalam rumah. Sedangkan orangtua korban pergi ke kantornya di Desa Serosah tak jauh dari rumah mereka, untuk mengambil uang gaji.

Satu jam kemudian, orangtua korban pun kembali ke rumah namun tidak mendapati anaknya. Ditanya kepada kakeknya pun tidak ada titik terang. Tak ada yang mengetahui keberadaan korban.

"Kemudian orangtua korban terus mencari namun juga tidak ditemukan hingga akhirnya melapor ke polisi. Setelah mendapat laporan, anggota Satreskrim langsung mencari korban," kata Edy.

Pencarian dilakukan hingga Kamis (7/1) pagi. Akhirnya korban ditemukan tak bernyawa di sungai, tak jauh dari rumahnya. Ternyata dia dibunuh pamannya sendiri.