Rusunawa Banda Aceh tak ada tangga darurat
Merdeka.com - Terletak hanya 500 meter dari bibir pantai. Sebuah Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa), Keudah, Banda Aceh memiliki 5 lantai, ternyata tidak memiliki tangga darurat.
Padahal Aceh daerah rawan terhadap bencana gempa, karena berada di patahan sesar Sumatera. Sehingga Aceh setiap saat terancam gempa yang dahsyat, tentunya menjadi tantangan sendiri bagi yang tinggal di lantai 5.
Saat gempa terjadi di Aceh Jumat (7/11) pukul 07.20 WIB berkekuatan 5,6 SR yang berpusat di 101 kilometer Kabupaten Aceh Barat Daya, dengan kedalaman 85 Km ini tidak berpotensi tsunami. Namun sejumlah penghuni Rusunawa sempat kocar-kacir menyelamatkan diri, terutama yang di lantai 5.
Pagi itu sebagian penghuni Rusunawa sedang bersiap-siap berangkat kerja dan juga ada sebagian yang masih tertidur lelap. Lalu ada gerakan dan goyangan, semua penghuni Rusunawa berjejer berdiri di teras rumah masing-masing.
Bahkan ada sebagian yang bergegas menjauh dari gedung mencari tanah lapang melalui tangga biasa. Karena gedung itu yang memiliki ketinggian 5 lantai tidak memiliki tangga darurat untuk penyelamatan sewaktu-waktu terjadi gempa.
Rusunawa tersebut memiliki 4 blok. Hanya satu blok ditempati oleh laki-laki lajang. Selebihnya dihuni oleh pihak keluarga muda yang baru memiliki satu sampai dua anak. Setiap blok ada seratusan penghuni yang bermukim.
Sedangkan untuk lantai satu atau lantai dasar memang khusus diperuntukkan untuk kaum difabel, atau yang memiliki kebutuhan khusus. Sehingga bagi yang normal tidak diizinkan tinggal di lantai satu.
Seorang penghuni, Rizal mengatakan, seharusnya gedung setinggi ini harus memiliki tangga darurat untuk penyelamatan. Akan tetapi di gedung yang dibangun dari program Kementerian Pekerjaan Umum tidak memiliki tangga darurat.
"Harusnya ada tangga darurat gedung setinggi ini, tapi di sini tidak terdapat," tegas Rizal, usai gempa Jumat (7/11).
Rusunawa yang memiliki 4 blok yang dibangun dengan kontruksi sama dan setiap blok memiliki 3 tangga. Satu tangga utama berada di tengah-tengah gedung berukuran 2,5 meter dan 2 samping kiri dan kanan hanya berukuran 1,5 meter.
Bagi Rizal memang bukan kali pertama ini dia merasakan gempa berada di lantai 5 Rusunawa. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, dia sudah merasakan sebanyak lebih kurang tiga kali gempa. Namun ia memilih tidak panik dan berusaha tetap tenang.
"Saya sudah 3 kali keknya selama satu tahun tinggal di sini, itu yang saya rasakan yang kuat, banyak juga gempa goyangannya kecil," tegasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perayaan malam tahun baru bertentangan dengan syariat Islam dan mengganggu ketertiban.
Baca SelengkapnyaWarga menilai pengungsi Rohingya memanfaatkan kebaikan orang Aceh.
Baca SelengkapnyaForum Koordinasi Pimpinan Daerah Kota Banda Aceh telah mengeluarkan seruan bersama untuk mengatur tata laksana ibadah selama bulan puasa Ramadan 1445 Hijriah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kelompok remaja yang menamakan diri gengnya dengan 'Kampung Tengah' itu kerap beraksi kekerasan.
Baca SelengkapnyaSebelum gajah menyerang, seorang warga melakukan pengusiran terhadap gajah tersebut.
Baca SelengkapnyaBuah yang dihasilkan dari pohon sagu tersebut kerap dijadikan rujak, asinan, hingga manisan oleh masyarakat Aceh sejak zaman dulu.
Baca SelengkapnyaKetiga pengungsi Rohingya yang lari tersebut adalah laki-laki, Sana Ullah (22), Shobir Hossain (19) dan Azim Ultah (19).
Baca SelengkapnyaBadan SAR Nasional Banda Aceh kembali menemukan enam mayat diduga pengungsi Rohingya mengapung di perairan laut Kecamatan Indra Jaya, Aceh Jaya, Senin (25/3).
Baca SelengkapnyaSebanyak sebelas pengungsi Rohingya diperiksa penyidik Polresta Banda Aceh.
Baca Selengkapnya