Merdeka.com - Bantuan terus mengalir untuk Tasripin (12) dan ketiga adiknya. Bahkan kini rumah bocah asal Desa Gunung Lurah Kecamatan Cilongok Banyumas itu, kini sedang direnovasi oleh tentara.

"Anak-anak diinapkan di hotel karena rumahnya sedang direnovasi," kata Nasihati (43) salah satu keluarga dekat Tasripin, di Hotel Wisata Niaga Purwokerto, Kamis (18/4).

Tasripin bersama ketiga adiknya, Dandi (9), Riyanti (7) dan Daryo (5) selama ini tinggal di rumah dengan luas 5 x 7 meter. Ibunya meninggal dunia saat bekerja. Sementara kakak tertua dan ayahnya bekerja di Kalimantan.

Selama ditinggal ayahnya, Tasripin sudah mendapat tiga kali kiriman uang sebesar Rp 500 ribu, Rp 300 ribu, dan Rp 850 ribu. Untuk makan sehari-hari, Tasripin harus bekerja serabutan seperti mencangkul sawah dan mengeringkan padi. Mie instan merupakan makanan mewah bagi mereka.

Sejak ramai pemberitaan media, berbagai bantuan mengalir ke rumah Tasripin. Tak kurang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menyatakan keprihatinannya melalui akun resmi twitternya.

Saat ditemui di hotel, Tasripin mengaku ini kali pertama ia tidur di hotel. Ia menginap di hotel karena rumahnya sedang direnovasi oleh tentara dari Kodim 0701 Banyumas dan Korem 0701 Wijayakusuma.

"Kami membuatkan kamar mandi dan memperbaiki dapur agar terang dan sehat," kata Komandan Kodim 0701 Banyumas, Letkol Infantri Helmi Tachejadi Soerjono.

Tentara juga melakukan perbaikan kamar Tasripin yang berukuran 3x3 meter persegi. Kamar dengan ranjang tanpa kasur itu, selama ini menjadi tempat tidur keempat anak itu.

"Lantai akan disemen dan dinding rumah akan diganti," kata dia menambahkan.

Saat perombakan rumah sedang terjadi, 22 kilometer ke arah Purwokerto, tepatnya di Hotel Wisata Niaga, Tasripin tampak menikmati betul momen mereka menginap pertama kali di hotel.

"Kasurnya empuk, tidurnya jadi nyenyak," kata Tasripin.

Sementara adik-adiknya, lebih memilih menonton program film kartun di saluran Cartoon Network. Di tangan masing-masing, permen cokelat dilahap hingga habis.

Saat ini, keempat anak itu sedang menunggu kepulangan ayah mereka dari Kalimantan. "Kalau bapak pulang, saya ingin sekolah lagi," ujar Tasripin mantap.

Tasripin berhenti sekolah saat baru kelas tiga sekolah dasar. Ia terpaksa berhenti sekolah agar bisa mengawasi adiknya dan bekerja ala kadarnya.

Di jagat twitter, kisah tentang Tasripin juga ramai dibicarakan orang. Selain Presiden SBY, politisi PDIP Budiman Sudjatmiko juga ikut mengomentari kisah Tasripin. Dalam akunnya, Budiman berkicau: "Tasripin dr dapil saya..cukup sekelas saya yg urus anak2 spt dia. Sekelas presiden rombak sistem yg menistakan Tasripin,"

Namun, cuit Budiman langsung dibalas oleh orang-orang dengan mempertanyakan apa saja pekerjaan Budiman selama ini di Dapilnya.

Sedangkan Bupati Banyumas, Achmad Husein saat mengunjungi Tasripin mengatakan, pemerintah akan meminta ayah Tasripin untuk pulang dan merawat anak-anaknya. "Yang penting bapaknya pulang dulu untuk merawat anak-anaknya," kata Husein.

Menurut Husein, kasus seperti Tasripin muncul ke permukaan lantaran tidak terpantau dari desa. Masyarakat butuh dipantau pemerintah desa, karena kasus ini bisa saja terjadi di daerah lain. "Dalam waktu dekat saya akan mengumpulkan semua kades dan memastikan kasus ini tidak terulang lagi. Saya baru tahu kabar ini dari media massa," katanya.