Rudi Rubiandini bisa ubah pemenang lelang secara sepihak

Merdeka.com - Dugaan soal adanya permainan dalam proses lelang minyak mentah dan kondensat di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mulai terbuka. Dalam persidangan Komisaris PT Kernel Oil Indonesia sekaligus terdakwa kasus dugaan suap pengurusan kegiatan di SKK Migas, Simon Gunawan Tanjaya, dua saksi mengakui Kepala SKK Migas non-aktif, Rudi Rubiandini , bisa mengubah pemenang lelang sepihak jika memang tidak disetujui.

Fakta itu diungkap oleh saksi Birrul Satryo Utomo dan Virgo Eka Hartanto. Kedua pegawai SKK Migas itu bersaksi dalam sidang Simon hari ini.

Menurut Birrul yang juga ikut dalam tim penunjukan penjual pelelangan minyak mentah, Rudi bertugas membuat rekomendasi perusahaan layak ikut tender.

"Sebagai Kepala SKK Migas itu melakukan persetujuan. Kita ada rekomendasi, Pak Rudi menyetujui melalui deputi kami," kata Birrul saat bersaksi dalam sidang Simon, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (11/11).

Lantas, Ketua Majelis Hakim Tati Hadianty bertanya, apa yang terjadi jika Rudi tidak menyetujui rekomendasi tim penunjukan. Menurut Birrul, bisa saja perusahaan pemenang lelang yang tidak disetujui Rudi dianulir.

"Iya bisa," ujar Birrul.

Saksi Virgo pun menjelaskan hal yang sama soal pengubahan sepihak pemenang tender itu memang kewenangan Rudi. Bahkan menurut dia, penawar tertinggi pun bisa batal menang jika tidak disetujui. Dia mengatakan mereka tidak bisa berbuat apa-apa jika Rudi mengubah sepihak pemenang lelang.

"Setelah dari tim, kemudian direkomendasi ke Pak Rudi. Kalau Pak Rudi tidak setuju, enggak jadi pemenangnya. Seperti itu. Kami kan bekerja sesuai arahan," kata Virgo yang mengenakan kacamata itu.

Anggota Majelis Hakim Hendra Yospin Alwi lantas bertanya kepada Birrul, apakah panitia lelang harus tahu jika pemenang lelang diubah sepihak.

"Harusnya tahu," ujar Birrul. Tetapi, dia berkeras tidak ada pengubahan pemenang lelang dalam enam bulan terakhir.

Dalam berkas dakwaan Simon, Rudi diduga menerima suap Rp 12 miliar dari trader (makelar) minyak Widodo Ratanachaithong sebanyak empat kali, yakni SGD 200 ribu, USD 200 ribu, USD 300 ribu dan USD 400 ribu. Tiga duit suap pertama diduga buat memenangkan perusahaan Fossus Energy Private Limited yang dibawa Widodo dan mengubah kargo kondensat (gas cair) Senipah bagian negara. Sementara sogokan terakhir ditujukan supaya Rudi memundurkan tenggat waktu lelang sampai 14 Agustus.