Rudi hendak lepas tangan soal penentuan harga amoniak PT KPI
Merdeka.com - Mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Rudi Rubiandini, masih mencoba berkelit ihwal keputusan penentuan harga gas amoniak PT Kaltim Parna Industri. Dia menyangkal menggagas menaikkan harga jual amoniak dari Total kepada PT Kaltim Pasifik Amoniak, saingan PT KPI, supaya mengubah rentang kesenjangan harga antara dua perusahaan itu.
Dalam kesaksiannya pada sidang terdakwa Artha Meris Simbolon, Rudi menyatakan tidak pernah mengusulkan supaya menaikkan harga beli gas amoniak PT KPA dari USD 5 menjadi USD 8. Selain itu, Dirinya mengatakan, keputusan itu harus diambil melalui negosiasi antara PT KPA, PT KPI, dan Total.
"Anak buah saya di SKK migas melakukan sebuah negosiasi gas antara penjual dan pembeli apabila ada permintaan negosiasi. Bisa menaikan atau menurunkan harga gas. itu adalah proses bisnis yang ada di anak buah saya. Saya hanya menerima laporan," kata Rudi, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (16/10).
Rudi mengatakan, dia hanya menyetujui pengajuan rekomendasi pengubahan harga bila tahap perundingan ketiga belah pihak telah selesai. Dia hendak memberikan alibi tidak ada permainan suap dalam penentuan harga amoniak itu.
Namun, kesaksian Rudi berlawanan dengan keterangan tiga mantan anak buahnya di SKK Migas. Yakni Popi Ahmad Nafis, Rakhmat Asyari, dan Widhyawan Prawiraatmadja dalam sidang kemarin. Menurut ketiganya, ide menurunkan harga gas PT KPI berasal dari Rudi.
Majelis hakim juga mempertegas peran Rudi dalam penentuan harga gas itu. Menurut hakim, Rudi jelas bertanggung jawab atas persetujuan rekomendasi penurunan harga gas amoniak itu.
"Ini kan intinya PT KPI cemburu sama PT KPA. Harganya minta diturunkan. Variabel yang menyebabkan penurunan itulah yang menyebabkan kita semua di sini. Persetujuan rekomendasi harga itu kan melalui Kepala SKK Migas," kata hakim.
"Betul yang mulia," ujar Rudi.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga Gas Murah Belum Terserap 100 Persen, SKK Migas Bongkar Penyebabnya
Pertama, ada faktor dari sisi hulu di mana rencana-rencana produksi mengalami kendala operasional.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Mulai Waspadai Harga Beras Naik 7,7 Persen dari Awal Tahun, Ada Apa?
Selain beras, Sri Mulyani menyebut ada beberapa harga pangan juga mengalami kenaikan, seperti bawang putih 1,9 persen, cabai merah 17 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terseret Skandal Pungli, Segini Harta Kepala Rutan KPK Achmad Fauzi
Skandal pungli di Rutan KPK itu diduga melibatkan 93 pegawai.
Baca SelengkapnyaPertamina Diminta Turun Gunung Awasi Warung yang Masih Izinkan Beli LPG Tanpa KTP
Pemerintah terlah resmi mewajibkan pembelian LPG 3kg pakai KTP.
Baca SelengkapnyaPNS Mulai Pindah Juni 2024, Tapi Suplai Gas dan Listrik di IKN Baru Masuk bulan Agustus
Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah ditetapkan menjadi pemasok energi tetap oleh Badan Otorita IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaDireksi Pertamina Patra Niaga Pastikan Stok LPG Cukup Selama Lebaran
Pertamina Patra Niaga telah menambah pasokan LPG 3 kg sebanyak 22.087 Metrik Ton atau setara dengan 7.36 juta tabung.
Baca SelengkapnyaIndonesia Bakal Surplus Gas Hingga 2035, ESDM: Calon Pembeli dari Dalam Negeri Harus Disiapkan
Akibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Harga Beras Naik karena Perubahan Iklim Sebabkan Gagal Panen
Jokowi menjelaskan kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia, namun seluruh dunia.
Baca Selengkapnya