Merdeka.com - Bila ada yang bertanya, siapa legenda penyelundupan di Indonesia? Mungkin sebagian besar orang akan menuju satu sosok, Robby Tjahjadi. Kejahatan yang dilakukan Robby Tjahjadi sangat terkenal pada era 60an hingga 70an. Bila ada yang masih ingat sepak terjangnya, dia sangat ulung dalam menyelundupkan mobil tanpa perlu takut ditangkap Ditjen Bea dan Cukai.

Robby memang dikenal sebagai orang yang dekat dengan penguasa pada awal era orde baru. Siapa sangka awalnya Robby adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang mendapat tugas di luar negeri selama dua tahun.

Baru 18 bulan, atau masih kurang enam bulan dari dua tahun, ternyata dirinya sudah dipanggil pulang ke Indonesia. Padahal genap dua tahun bekerja di luar negeri, maka dia akan mendapat fasilitas bea dan cukai.

Saat kembali ke tanah air, Robby merasa belum mengumpulkan harta benda yang cukup. Harta yang dimilikinya pada waktu hanya sebuah mobil yang dia beli di luar negeri. Sebenarnya, dia menginginkan mobil tersebut ikut bersamanya ke Indonesia agar bisa dijadikan uang. Namun sayang, akibat terbentur peraturan tadi dia susah membawanya.

Singkat cerita, Robby mengajukan surat permohonan kepada atasannya dan akhirnya mendapat simpati. Akhirnya dia diperbolehkan membawa barang pindahan, lengkap dengan daftar barang-barang yang akan dibawa, yang diverifikasi oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Kebijakan yang keluarkan ini ternyata tercium PNS lainnya yang memiliki masalah serupa yang akhirnya juga mendapatkan izin.

Izin bebas bea sebenarnya hanya diberikan satu kali kepada PNS. Jadi, untuk mobil yang dibawa kedua kalinya harus bayar bea masuk.

Robby pada awalnya merupakan sosok PNS yang jujur. Lalu semua berubah setelah kecerdikannya melihat adanya celah yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan aksi kejahatan.

Bersama komplotan yang dibangunnya, Robby menyusun strategi untuk mengelabui jajaran Ditjen Bea dan Cukai untuk memungkinkan pelaksanaan kejahatan yang licik itu. Dia dan komplotannya berhasil meminjam banyak paspor dari orang-orang, bukan hanya PNS, yang baru turun dari pesawat terbang di bandara Kemayoran.

Paspor tersebut digunakan sebagai sarana mengajukan permohonan pembebasan bea masuk atas mobil barang pindahan. Cara licik yang dipakainya kala itu, membuatnya berhasil menyelundupkan ratusan mobil mewah. Selundupan favoritnya saat itu adalah mobil mewah merek ternama, seperti BMW, Roll Royce,Jaguar, Mercedes Benz dan lainnya yang gampang dijual di tanah air. Jumlahnya ratusan mobil, hingga negara rugi lebih dari Rp 700 juta kala itu. Bayangkan betapa nilainya sekarang.

Tidak hanya memanfaatkan paspor orang lain, nyatanya ia juga menyuap sejumlah pihak di Bea Cukai dan Kepolisian guna melanggengkan aksi nakalnya tersebut. Bayangkan saja, saat rakyat sedang susah waktu itu, di jalanan sudah banyak mobil mewah berkeliaran.

Berkali-kali polisi gagal menjeratnya. Robby terlalu licin dan beking di belakangnya terlalu kuat. Disebut-sebut dia juga dekat dengan lingkar dalam Keluarga Cendana.

Robby akhirnya cuma kena vonis 7,5 tahun penjara. Bersamanya diseret sejumlah pejabat Bea Cukai yang terlibat. Banyak pejabat jujur yang kena copot karena membongkar kasus ini.