Merdeka.com - Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk memindahkan ribuan Pedagang Kaki Lima (PKL) Sunday Market Stadion Manahan tampaknya tak akan berjalan mulus. Mereka menolak pemindahan yang akan dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri itu.

Sekretaris Paguyuban PKL Sunday Market Manahan, Heru Purwanto menegaskan, apapun alasan Pemkot Solo, pedagang tetap berkukuh menolak rencana Pemkot merelokasi pedagang ke lokasi lain.

"Kami tetap akan menolak jika direlokasi ke tempat lain. Kami sudah membuat konsep penataan dan sudah mulai diterapkan bertahap dimulai dari PKL di sisi timur," ujar Heru kepada wartawan Sabtu (28/5).

Para pedagang juga berjanji untuk membatasi lokasi jualan seribuan pedagang di Stadion Manahan. Menurut Heru, ada 3 lokasi yang ditetapkan sebagai area berdagang mereka. Di luar ketiga lokasi, meliputi tempat roadrace atau blok A/B, trotoar luar velodrome, dan seputaran Patung Manahan, dikonsep bebas dari aktivitas pedagang.

"Konsep penataan seperti ini sudah diterapkan secara bertahap sejak dua pekan lalu," jelasnya.

Heru mengatakan penataan dilakukan agar pedagang agar Pemkot batal merelokasi ke lokasi lain. Tiga lokasi untuk area jualan pedagang.di antaranya, kawasan blok A/B yang selama ini digunakan untuk lokasi road race, trotoar luar velodrome, dan seputaran Patung Stadion Manahan.

Sedangkan Di luar dari tiga lokasi itu ditetapkan sebagai kawasan steril aktivitas pedagang. Kawasan tersebut akan digunakan untuk area olahraga. Seperti jalan yang melingkari lapangan sepak bola di kompleks Stadion Manahan, semula penuh dengan pedagang secara bertahap sudah disterilkan dari aktivitas jualan pedagang.

Hingga kini, paguyuban terus menggelar koordinasi bersama pedagang Sunday Market dalam menyikapi rencana penataan Stadion Manahan. Selain itu pihaknya juga siap berkoordinasi dengan Pemkot. Dia mengklaim konsep penataan disepakati sebagian besar pedagang Sunday Market yang secara keseluruhan berjumlah 1.100 pedagang memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA).