Rhoma Irama minta Walubi ingatkan Myanmar tak diskriminasi Rohingya
Merdeka.com - Ketua Umum Forum Silaturahmi Ta'mir masjid dan musala Indonesia (Fahmi Tamami), Rhoma Irama menemui pimpinan perwakilan umat Budha Indonesia (Walubi) untuk menyampaikan pesan tentang pengungsi Rohingya. Dalam dialog tersebut, Rhoma menegaskan tujuan kedatangannya bersama rombongan adalah untuk menyatakan sikap mengenai kondisi penduduk muslim Rohingya di Myanmar.
"Tujuan kedatangan kami adalah nyatakan sikap kami mengenai kondisi penduduk Islam Rohingya, terutama momentum yang baik di mana umat Budha akan rayakan Waisak 2559 dan komitmen Indonesia untuk toleransi dan redamkan ekstrem yang salah kaprah," terang Rhoma di Sekretariat Walubi Gedung Berca, Jl. Abdul Muis 62, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (27/5).
Selain soal Rohingya, kata Rhoma, silaturahmi ini untuk menyampaikan komitmennya mengedepankan sikap toleransi beragama tanpa kekerasan di Indonesia.
"Saya datang tunjukkan ke masyarakat untuk katakan jalani hidup kita di Indonesia tanpa gejolak," imbuh pria yang dikenal sebagai raja dangdut Indonesia ini.
Dalam kesempatan yang sama, Rhoma Irama juga membacakan 4 pernyataan sikap dari Fahmi Tamani kepada Walubi.
"Berkenaan dengan motif insiden atas namakan agama di rohingya, ada pun harapan kami agar Walubi untuk imbau pemerintah Myanmar khususnya umat Budha agar tidak melakukan diskriminasi agama Islam di sana," ucapnya.
Kedua, mengimbau kepada Walubi untuk mendesak pemerintah Myanmar untuk renovasi masjid yang rusak di Rohingya. Selain itu, Walubi juga diminta turut membantu kerugian pengungsi Rohingya di Aceh.
"Dan keempat, menjaga kerukunan agama islam dan Budha di Indonesia untuk jadi teladan kerukunan agama di Rohingya dan dunia," papar Rhoma.
Menjawab tuntutan itu, perwakilan Walubi, Suhadi, menegaskan jika persoalan di Myanmar bukanlah masalah agama melainkan konflik suku yang merembet pada masalah agama. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan terus mengusahakan diplomasi terutama berkaitan dengan kerusakan masjid di Myanmar.
"Hal ini kami sudah lakukan bersama MUI. Namun, perlu diingat bahwa masalah yang terjadi di sana bukanlah masalah agama namun konflik suku yang melebar ke masalah agama. Namun, kami tentu melakukan diplomasi untuk memperhatikan kerusakan masjid di Myanmar," ujar Suhadi.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga menilai pengungsi Rohingya memanfaatkan kebaikan orang Aceh.
Baca SelengkapnyaMPU Aceh menyebut isu berkaitan etnis Rohingya yang beredar di media sosial belum tentu benar.
Baca SelengkapnyaTiga orang etnis Rohingya ditetapkan sebagai tersangka penyelundupan manusia karena membawa puluhan pengungsi Rohingya dan WN Bangladesh berlabuh di Aceh Timur.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polres Langsa, Aceh menetapkan tiga warga Bangladesh sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan pengungsi Rohingya.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri ikut mengusut kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang melibatkan para pengungsi Rohingya di Aceh.
Baca SelengkapnyaPolisi menetapkan dua tersangka baru dalam kasus dugaan penyelundupan manusia etnis Rohingya ke Aceh. Dua tersangka itu berinisial MAH (22) dan HB (53).
Baca SelengkapnyaMereka berangkat dari Bangladesh dan tiba di Pekanbaru Rabu (13/12) malam.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.
Baca SelengkapnyaKetiga pengungsi Rohingya yang lari tersebut adalah laki-laki, Sana Ullah (22), Shobir Hossain (19) dan Azim Ultah (19).
Baca Selengkapnya