Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rencana Tata Ruang Wilayah Cianjur Direvisi Usai Muncul Sesar Cugenang

Rencana Tata Ruang Wilayah Cianjur Direvisi Usai Muncul Sesar Cugenang Pencarian Korban Longsor Cugenang. ©2022 Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, merevisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sesuai hasil analisa BMKG terkait Patahan (Sesar) Cugenang yang melarang berdirinya bangunan di sembilan desa yang masuk dalam tiga kecamatan seperti Pacet, Cugenang dan Cianjur

Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan terkait sembilan desa yang masuk dalam Patahan Cugenang, membuat tata ruang Cianjur segera direvisi dan ditetapkan karena masuk dalam zona berbahaya dengan bentangan sepanjang 9 kilometer persegi.

"Kita akan melakukan pendataan sebenarnya di lapangan yang akan dicocokkan dengan foto udara dari BMKG, sehingga tata ruang harus direvisi. Saya sudah meminta Bapelitbangda Cianjur dan dinas terkait lainnya segera melakukan perbaikan," kata Herman di Cianjur, Jumat (9/12).

Berdasarkan analisa BMKG, kata dia, Patahan Cugenang membentang mulai dari Desa Ciherang, Ciputri, Cibeureum, Kecamatan Pacet dan Desa Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Benjot, dan Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang yang ujungnya di Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur.

Sehingga sembilan desa yang dilintasi patahan harus disterilkan atau dikosongkan dari bangunan pemukiman karena dikhawatirkan patahan kembali aktif sehingga menimbulkan gempa, tercatat 1.800 rumah di sepanjang Patahan Cugenang harus direlokasi.

"Kami sudah menyiapkan lahan relokasi di Kecamatan Cilaku yang akan dibangun 200 rumah, sedangkan di Kecamatan Mande dengan luas tanah 30 hektar akan dibangun 1.600 rumah, sehingga jumlah rumah relokasi sesuai dengan catatan yang diberikan BMKG," kata Herman Suherman, dikutip Antara.

Temuan BMKG

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan dampak gempa yang sangat merusak di Cianjur diakibatkan kedalaman pusat gempa yang dangkal, dan lokasi permukiman berada di lahan tanah lunak/lepas (efek tanah lunak) dan perbukitan (efek topografi) dan struktur bangunan yang tidak memenuhi standar aman gempa.

Hasil monitoring BMKG menunjukkan hingga Kamis 8 Desember 2022, telah terjadi 402 kali gempa susulan yang makin melemah secara fluktuatif dengan frekuensi kejadian makin jarang dengan kekuatan getaran terbesar 4,3 magnitudo dan terkecil 1,0 magnitudo.

"Memasuki hari ke-19 getaran gempa terus melemah, secara teknis tekanan yang dialami pada kejadian gempa di Cianjur tekanan utamanya dari bagian selatan zona subduksi. Semua sistem sesar yang ada di pulau Jawa, sumber utamanya dari zona subduksi yang menimbulkan patahan di pulau Jawa," demikian Daryono.

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Banjir di Kota Pangkalpinang, 458 Rumah Terendam

Banjir di Kota Pangkalpinang, 458 Rumah Terendam

Saat ini petugas sudah disiagakan di kota Pangkalpinang untuk memantau wilayah rawan bencana.

Baca Selengkapnya
Kabupaten Bandung dan Sumedang Diterjang Puting Beliung, Sejumlah Bangunan Rusak dan Warga Terluka

Kabupaten Bandung dan Sumedang Diterjang Puting Beliung, Sejumlah Bangunan Rusak dan Warga Terluka

Puting beliung menerjang wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang, Rabu (21/2). Sejumlah rumah rusak serta belasan warga terluka akibat bencana ini.

Baca Selengkapnya
Kejagung Tetapkan Tersangka Baru Kasus Korupsi Komoditi Timah, Ditahan di Rutan Pondok Bambu

Kejagung Tetapkan Tersangka Baru Kasus Korupsi Komoditi Timah, Ditahan di Rutan Pondok Bambu

Sudah ada sembilan tersangka dari puluhan saksi diperiksa Kejagung,

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bawaslu Kabupaten Bogor Temukan Penggelembungan Suara Antarpartai dan Antarcaleg

Bawaslu Kabupaten Bogor Temukan Penggelembungan Suara Antarpartai dan Antarcaleg

Beberapa kecamatan yang tercatat mengalami pergeseran suara antara lain, Ciseeng, Klapanunggal, Gunungputri, Bojonggede, Jasinga, dan Citeureup.

Baca Selengkapnya
BMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir Landa Jakarta hingga Papua Selama Sepekan ke Depan

BMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir Landa Jakarta hingga Papua Selama Sepekan ke Depan

BMKG minta masyarakat waspada cuaca ekstrem periode 3-10 Januari 2024

Baca Selengkapnya
8 Jembatan Gantung Putus Akibat Banjir di Kabupaten Musi Rawas Utara

8 Jembatan Gantung Putus Akibat Banjir di Kabupaten Musi Rawas Utara

Bencana ini merendam 6 Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) sejak Rabu 10 Januari 2024 lalu.

Baca Selengkapnya
BMKG Sebut 25 Wilayah Berpotensi Diterjang Angin Puting Beliung, Ini Daftarnya

BMKG Sebut 25 Wilayah Berpotensi Diterjang Angin Puting Beliung, Ini Daftarnya

Guswanto mengatakan, proses pembentukan angin puting beliung sulit dicegah. Namun, masyarakat bisa melindungi diri saat terjadi puting beliung.

Baca Selengkapnya
Banjir Besar Terjang Braga Bandung, Rumah-Rumah Warga Terendam hingga Satu Meter Lebih

Banjir Besar Terjang Braga Bandung, Rumah-Rumah Warga Terendam hingga Satu Meter Lebih

Banjir besar menerjang kawasan Braga, Kecamatan Sumurbandung, Bandung

Baca Selengkapnya
BMKG Ungkap Pemicu Munculnya Puting Beliung di Rancaekek Bandung

BMKG Ungkap Pemicu Munculnya Puting Beliung di Rancaekek Bandung

Penyebab angin puting beliung dampak dari ikutan pertumbuhan awan sibi. Di mana awan sibi ini merupakan awan yang menyebabkan terjadinya hujan lebat.

Baca Selengkapnya