Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rencana Iuran BPJS Naik, Warga Siap Hijrah Gunakan Asuransi Swasta

Rencana Iuran BPJS Naik, Warga Siap Hijrah Gunakan Asuransi Swasta BPJS Kesehatan. ©2019 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Merdeka.com - Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berencana menaikkan besaran iuran peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan hingga dua kali lipat. Kebijakan tersebut sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah defisit BPJS Kesehatan yang setiap tahun semakin membesar.

Tak sedikit masyarakat yang keberatan dengan langkah pemerintah itu. Mereka beralasan, besaran kenaikan iuran membebani. Apalagi kenaikan tersebut tidak dibarengi dengan pelayanan yang baik.

"Saya sangat keberatan kalau harus naik dua kali lipat. Iuran yang kemarin saja sudah memberatkan, apalagi saya harus membayari iuran kedua orang tua saya," keluh Joko Satriyo (36) warga Serengan, Solo.

Tak hanya keberatan jika iuran dinaikkan, Joko dan keluarga juga mengeluhkan prosedur yang berbelit-belit saat akan berobat menggunakan fasilitas BPJS. Kondisi tersebut justru membuat pasien yang berobat semakin menderita.

"Cari rumah sakit yang ada kamar kosong susah, setelah dapat kamar saya malah disuruh periksa dulu ke Puskesmas. Tapi karena Puskesmas juga antre banyak, akhirnya saya tidak jadi berobat. Padahal saya yang sakit lambung sudah tidak kuat. Akhirnya saya naik motor sendiri sampai di rumah dan dirawat di rumah," katanya.

Dari pengalamannya itu, Joko tidak sependapat jika iuran BPJS Kesehatan dinaikkan. Dia khawatir kebijakan tersebut dipaksakan, justru banyak warga yang beralih ke asuransi swasta

"Sudah banyak yang menawarkan asuransi kesehatan swasta. Tapi saya menunggu ada perbaikan dulu, atau kebijakan yang lebih meringankan kita. Kalau tidak ya mungkin saya pakai asuransi swasta saja," katanya.

Sartono (41), warga Desa Kadilangu, Kecamatan Baki, Sukoharjo, mengalami kejadian serupa. Dia sering mengalami kesulitan jika akan menggunakan BPJS Kesehatan. Sartono mengikuti BPJS Kesehatan untuk kelas 1.

"Wis regane larang, yen meh (sudah iurannya mahal, kalau mau) cek kesehatan atau berobat tambah ruwet," ucapnya.

"Ibuku malah malas pakai, katanya kalau belum parah BPJS tidak bisa digunakan," imbuhnya.

Menurut pria yang bekerja sebagai fotografer lepas itu, BPJS Kesehatan tak bisa digunakan jika hanya sakit ringan. Seperti pusing, demand atau cek kolesterol dan tekanan darah.

"Mau saya putus saja, cari asuransi swasta saja. Kita lebih dihargai. BPJS sudah bayarnya mahal, periksa tidak dihargai. Kita ini bayar, bukan minta minta," keluhnya.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jemaah Meninggal saat Berhaji Bisa Klaim Asuransi Hingga Rp135 Juta

Jemaah Meninggal saat Berhaji Bisa Klaim Asuransi Hingga Rp135 Juta

Bentuk asuransi yang diberikan bukan hanya perlindungan jiwa saja, tetapi perlindungan kecelakaan.

Baca Selengkapnya
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Pelayanan Agar PMI Terlindungi dan Sejahtera

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Pelayanan Agar PMI Terlindungi dan Sejahtera

BPJS Ketenagakerjaan memperingati Hari Migran Internasional.

Baca Selengkapnya
Aset Industri Asuransi-Dana Pensiun Tumbuh 2,08 Persen pada Februari 2024

Aset Industri Asuransi-Dana Pensiun Tumbuh 2,08 Persen pada Februari 2024

Tren kenaikan nilai aset pada industri asuransi tidak hanya swasta, BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja juga mengalami kenaikan aset.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Petani di Sijunjung Meninggal Tersambar Petir, BPJS Ketenagakerjaan Gerak Cepat Bayarkan Manfaat

Petani di Sijunjung Meninggal Tersambar Petir, BPJS Ketenagakerjaan Gerak Cepat Bayarkan Manfaat

BPJS Ketenagakerjaan menyerahkan langsung manfaat berupa santunan meninggal dunia akibat kecelakaan kerja.

Baca Selengkapnya
Respons Ganjar soal Jokowi Salurkan BLT ke Petani Terdampak Puso di Jateng: Saya Ancungi Jempol

Respons Ganjar soal Jokowi Salurkan BLT ke Petani Terdampak Puso di Jateng: Saya Ancungi Jempol

Ganjar menyinggung soal keinginannya untuk memperkuat kembali asuransi petani sebagai langkah antisipasi apabila terjadi gagal panen atau puso.

Baca Selengkapnya
Pemudik Sakit di Kampung Halaman Bisa Berobat Pakai BPJS Tanpa Pindah Faskes, Begini Cara Urusnya

Pemudik Sakit di Kampung Halaman Bisa Berobat Pakai BPJS Tanpa Pindah Faskes, Begini Cara Urusnya

Hal ini memungkinkan para pemudik untuk tetap mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan tanpa harus beralih ke fasilitas kesehatan baru.

Baca Selengkapnya
Pelunasan Biaya Haji 2024 Tahap I Resmi Ditutup Hari Ini

Pelunasan Biaya Haji 2024 Tahap I Resmi Ditutup Hari Ini

Jemaah haji reguler yang sudah melunasi, terdiri atas: 161.567 orang yang memang berhak lunas biaya haji tahun ini.

Baca Selengkapnya
Data Terbaru: 7 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus OJK

Data Terbaru: 7 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus OJK

Ogi menuturkan, pengawasan khusus dilakukan dengan tujuan agar perusahaan dapat memperbaiki kondisi keuangannya untuk kepentingan pemegang polis.

Baca Selengkapnya
BPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos

BPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos

Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.

Baca Selengkapnya