Rektor UII cerita pengunduran diri & kesedihan saat mahasiswa tewas
Merdeka.com - Harsoyo menjelaskan alasan pengunduran diri sebagai Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) di depan ribuan mahasiswa, dosen dan karyawan yang memadati Lapangan Sepakbola UII, Minggu (29/1). Di depan ribuan orang, Harsoyo yang mengenakan batik berwarna biru dan berkopiah hitam ini memaparkan pengunduran dirinya yang menyebabkan kehebohan tersendiri di UII.
"Tidak benar ada desakan dari Menristekdikti agar saya mengundurkan diri. Saya sudah memersiapkan pengunduran diri saya sejak sebelum bertemu menristekdikti," ujar Harsoyo.
Harsoyo sempat menelepon Ketua Badan Wakaf UII, Luthfi Hasan. Harsoyo menelepon Luthfi pada Selasa (24/1) setelah ada tiga orang mahasiswa peserta diksar mapala UII yang meninggal dunia.
"Saya nangis menceritakan kematian tiga orang mahasiswa saya. Saya gagal melindungi anak-anak saya. Saya bilang ke Pak Luthfi, saya leren wae, Pak (saya istirahat atau mundur saja Pak). Pak Luthfi menjawab sabar dan tawakal. Saya tidak tahu itu jawaban setuju atau tidak setuju terhadap rencana pengunduran diri saya," terang Harsoyo.
Harsoyo melanjutkan, pada Kamis (26/1), dia sudah mengetik surat pengunduran diri. Sekitar pukul 06.00 WIB, surat pengunduran diri dikirim Harsoyo kepada Luthfi. Setelahnya, Harsoyo baru mengetahui bahwa akan ada kunjungan Menristekdikti pada hari Kamis.
"Tidak ada yang tahu saya mengirim surat pengunduran diri sebagai Rektor UII ke Ketua Badan Wakaf. Satu-satunya yang tahu ketika itu hanya anak saya karena kebetulan mendekati saya yang sedang menulis surat tersebut," ungkap Harsoyo.
Harsoyo menuturkan bahwa ketika bertemu dengan Menristekdikti, M. Nasir di Kantor Kopertis wilayah V, Menristekdikti sempat menanyakan tanggung jawab saya sebagai pemimpin. Kemudian saya jawab bahwa saya siap mengundurkan diri sebagai Rektor UII.
"Menristekdikti mengatakan ada dua poin kesalahan saya. Pertama ini kesalahan manajerial sebagai Rektor yang tidak mengantisipasi kegiatan berisiko seperti ini. Kedua karena sebagai Rektor saya tidak mengirim dosen pendamping lapangan untuk kegiatan berisiko seperti itu," papar Harsoyo.
Harsoyo menambahkan pengunduran diri bukanlah upaya melarikan diri dari tanggung jawab. Pengunduran dirinya justru merupakan bagian tanggung jawab moralnya karena tidak bisa menjadikan UII sebagai kampus Islam yang Rahmatan Lil Alamin.
"Saya bertanggung jawab penuh pada setiap proses permasalahan ini. Saya lebih takut pertanggung jawaban di akhirat daripada di dunia," tegas Harsoyo.
Harsoyo meminta semua civitas akademika UII menghentikan semua penggalangan dukungan supaya dirinya tak jadi mundur. Harsoyo mengapresiasi gerakan #saverektorUII meskipun demikian dirinya meminta agar gerakan tersebut tak lagi diteruskan.
"Tak perlu ada petisi atau dukungan. Saya minta berhenti sampai di sini saja. Saya tak ingin dianggap rektor culas. Di depan menteri mengundurkan diri tapi di belakang disangka menggalang dukungan. Saya ikhlas mundur. Saya tidak ingin UII jatuh ke hal yang tak terduga. Terima kasih atas dukungannya yang luar biasa dan kecintaan kepada UII. Saya mundur demi kejayaan UII di masa depan. Mari kita tetap menjunjung tinggi perjuangan UII untuk menjadi kampus yang Rahmatan Lil Alamin," tutup Harsoyo.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kendati sudah dinonaktifkan sebagai rektor, namun mahasiswa menolak ETH untuk tetap mengajar.
Baca SelengkapnyaETH meminta penundaan pemeriksaan hingga Kamis, 29 Februari
Baca SelengkapnyaKendati mendapat intervensi, para mahasiswa tetap berjuang mengungkap kebenaran demi nama baik kampus.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat ini aksi demo tersebut sudah selesai. Mereka tidak sampai masuk ke dalam kampus karena diadang oleh petugas keamanan.
Baca SelengkapnyaPelecehan yang dilakukan terlapor ETH telah membuat korban RZ mengalami trauma.
Baca SelengkapnyaDi hadapan para sarjana baru, Prabowo memberi pesan dengan berapi-api.
Baca SelengkapnyaJaksa menilai terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana dengan sengaja dan rencana lebih dulu merampas nyawa orang lain.
Baca SelengkapnyaKorban pelecehan seksual Rektor Universitas Pancasila (UP) nonaktif Profesor Edie Toet Hendratno, RZ (42) saat ini mengalami trauma.
Baca SelengkapnyaMahasiswa mengaku tak puas dengan putusan tersebut, yang hanya menonaktifkan ETH. Mereka menginginkan ETH dipecat tak hormat.
Baca Selengkapnya