Rektor Taman Siswa Palembang Minta Polisi usut Kematian Mahasiswa Pra Diksar Menwa
Merdeka.com - Rektor Universitas Taman Siswa Palembang mendesak polisi mengungkap penyebab kematian mahasiswanya, Muhammad Akbar (19), saat mengikuti pra pendidikan dasar Resimen Mahasiswa (Menwa). Dia meminta pelaku dihukum sesuai perundang-undangan jika terjadi kekerasan.
Rektor Universitas Taman Siswa (Unitas) Palembang Joko Siswanto mengaku belum menerima laporan terkait penyebab kematian korban. Hanya saja, dia meminta penyelenggara harus bertanggungjawab atas kejadian itu.
"Kami minta oknum pelaku kekerasan ditangkap dan harus ada tanggung jawab dari panitia," kata Joko, Kamis (17/10).
Dia mengatakan, kegiatan itu bukan diselenggarakan kampus Unitas, melainkan Universitas Muhammadiyah Palembang yang diikuti mahasiswi dari kampus lain. Namun, dia mengakui memberikan izin kepada mahasiswanya yang ingin mengikuti kegiatan tersebut.
"Bukan kami penyelenggarannya, itu gabungan kampus lain," tegasnya.
Sebagai bentuk belasungkawa, pihak rektorat akan memberikan santunan kepada keluarga korban. Dia berharap kejadian itu tak terulang lagi sehingga menimbulkan kerugian banyak pihak.
"Saya minta ini yang terakhir, tidak ada korban-korban lain dalam mengikuti kegiatan serupa," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Muhammad Akbar tewas saat mengikuti pra Diksar Menwa di Tanjung Senai, Kecamatan Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (17/10). Penyebabnya diduga karena keletihan mengikuti rangkaian kegiatan.
Mahasiswa semester tiga itu mengikuti Diksar Menwa gabungan bersama peserta dari Universitas Muhammadiyah Palembang. Dari kampus korban ada empat perwakilan, termasuk dirinya.
Setelah beberapa hari mengikuti beragam rangkaian kegiatan, kaki korban mengalami kram, Rabu (16/10) siang. Setelah diperiksa seniornya, korban akhirnya dibawa ke rumah sakit.
Tak lama dalam perawatan medis, korban tewas. Untuk kebutuhan penyelidikan, jenazahnya dibawah ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Kapolres Ogan Ilir AKBP Imam Tarmudi mengatakan, kasus ini akan diselidiki karena keluarga secara resmi melaporkan ke polisi atas dugaan tindak pidana. Pihaknya akan memanggil saksi-saksi dan hasil visum untuk mengetahui penyebab kematiannya.
"Untuk sementara diduga karena keletihan, tapi kita perlu selidiki lebih jauh lagi, apakah ada tindak pidana atau tidak," ungkap Imam, Kamis (17/10).
Dokter Forensik RS Bhayangkara Palembang dr Indra menjelaskan, tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban. "Sejauh ini belum ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan," ujarnya.
Sementara itu, Komandan Menwa Sumsel Rano Karno mengatakan, pra diksar tersebut hanya pengenalan Menwa kepada calon anggota dari bersifat sosial karena digelar di kampung. Dirinya memastikan tidak ada kekerasan dari panitia terhadap seluruh peserta.
"Ini hanya pra diksar, kami lebih cenderung mengutamakan pengenalan dasar dan bersosialisasi dengan masyarakat," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejauh ini yang terdeteksi oleh pihak kepolisian baru dua korban.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap kasus kematian remaja yang sempat dilaporkan sebagai korban begal di Kota Bekasi. Dia ternyata tewas akibat tawuran.
Baca SelengkapnyaDari hasil penyelidikan polisi ditemukan kejanggalan terkait penyebab kematian AZSN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi mengidentifikasi dua pelaku begal sejoli mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) yang tewas ditikam.
Baca SelengkapnyaKorban yang sedang berangkat kuliah dengan jalan kaki tiba-tiba diadang oleh pelaku.
Baca SelengkapnyaBegini duduk perkara kejadian versi korban. pelaku memanggil korban ke ruangannya
Baca SelengkapnyaPolisi telah memeriksa delapan orang saksiuntuk mengusut laporan dugaan pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara disiram diduga dengan air keras lalu dibacok dengan celurit.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap TS (43), pelaku penjambretan di Pekanbaru. Dia diburu setelah aksinya menyebabkan seorang wanita, Siswati (61) meninggal dunia.
Baca Selengkapnya