Rekayasa gosip & kontroversi tak masalah yang penting rating
Merdeka.com - Menjamurnya wajah baru di layar kaca berbanding lurus dengan semakin ketatnya persaingan yang ada antar pelaku dunia hiburan (entertainer). Segala daya upaya mereka lakukan untuk mempertahankan eksistensi diri, walaupun harus membuat berita yang sensasional.
Berbeda lagi dengan pola pikir sejumlah pengusaha yang bergerak di industri pertelevisian. Rating tinggi bak berlian yang harus didapatkan guna pertahankan usaha mereka dari kutukan gulung tikar atau bangkrut.
Pengamat media massa Ade Armando menjelaskan para pengelola TV sebetulnya tidak memperdulikan perihal kontroversi yang kerap dilakukan sejumlah artis ibu kota.
"Ternyata memang para pengelola TV tidak peduli dengan kehidupan personal artis," ucap Ade saat berbincang dengan merdeka.com, sabtu (12/10).
Hal terpenting, lanjutnya, tetaplah pada perolehan rating yang didapatkan. "Mereka melihat apakah satu artis ini masih banyak peminat penontonnya atau tidak terlepas dari kontroversi yang dibuat," jelasnya.
Terkadang, lantaran target rating yang harus dicapai, para pengelola industri pertelevisian mengesampingkan kaidah jurnalistik. "Kebablasan gitu," singkatnya.
Terkait kontroversi yang dibuat para artis, Ade menyebut bahwa itu merupakan cara yang diambil guna mempertahankan eksistensi mereka. "Biar tetap laku dan diingat masyarakat," ucapnya.
Kendati demikian, biasanya artis yang mengambil jalan pintas dengan membuat sensasi ialah mereka yang tidak memegang satu program di tiap harinya.
"Kalau seperti bintang sinetron itu kan tiap hari tayang tuh sinetron jadi artis yang memainkan satu sinetron dan ditayangkan tiap hari itu tidak perlu lagi buat sensasi. Toh mereka muncul di TV tiap hari atau artis yang pegang tayangan talk show tiap hari," paparnya.
Ade menyebut jika satu artis yang tidak punya program tiap harinya lalu kemudian membuat sensasi maka hal itu akan memudahkan khalayak untuk mengingat mereka.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simbol "like" bergambar jempol terangkat ke atas ini kita temui di media sosial yang kita klik jika menyukai unggahan seseorang.
Baca SelengkapnyaIndikator Politik Indonesia menggelar survei melalui wawancara telepon pada 23-24 Desember 2023
Baca SelengkapnyaWignyo Prasetyo percaya grup TV milik Hary Tanoe tersebut tidak akan ‘loncat pagar’ dari aturan netralitas pers
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca Selengkapnyakorban minta polisi segera menindaklanjuti laporan dengan menangkap dan memenjarakan anaknya.
Baca SelengkapnyaKegiatan itu pun bisa diikuti secara daring melalui tautan yang sudah disiapkan.
Baca SelengkapnyaBegini momen politikus mantan presenter TV duduk bareng tiga jenderal bintang empat disela peresemian Graha Utama Akmil. Simak informasi selengkapnya.
Baca SelengkapnyaTelevisi, sebagai salah satu sumber hiburan, memiliki dampak yang signifikan pada tumbuh kembang anak-anak.
Baca SelengkapnyaKetika itu, nenek moyang manusia modern hampir punah, menyusut menjadi populasi kecil sekitar 1.300 individu.
Baca Selengkapnya