Rebutan tanah bengkok 75 Ha, 2 petani di Sumbawa berkelahi
Merdeka.com - H Fatahollah dan Saidullah, dua orang petani asal Desa Lito Kecamatan Moyo Hulu Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat terlibat perkelahian menggunakan senjata tajam. Perkelahian itu, diduga karena berebut tanah pecatu atau lebih dikenal dengan sebutan tanah bengkok.
Kapolsek Moyo Hulu Ipda Sunarya yang dikonfirmasi atas seizin Kapolres Sumbawa, mengakui adanya kasus perkelahian yang melibatkan dua petani asal Desa Lito, pada Rabu (23/4) sekitar pukul 10.00 Wita. Meski demikian, sejauh ini pihaknya belum mengetahui secara pasti motif dari perkelahian itu karena kedua petani itu belum dimintai keterangan.
Namun dari informasi awal, kasus perkelahian ini terkait tanah pecatu seluas 75 hektare yang digarap oleh dua petani tersebut. Tanah pecatu yang berlokasi di Desa Lito Kecamatan Moyo Hulu ini merupakan jatah Desa Jamu Kecamatan Lunyuk.
"Namun kami belum mengetahui bagaimana sejarahnya tanah pecatu jatah Desa Jamu Lunyuk, tapi berada di Moyo Hulu," ujar Ipda Sunarya, seperti dikutip dari Antara, Kamis (24/4), dan dia menambahkan untuk menghindari meluasnya kasus ini pihaknya telah berkoordinasi dengan kepala desa dan tokoh masyarakat setempat, termasuk menemui keluarga korban.
Ipda Sunarya meminta keluarga korban tidak melakukan aksi balas dendam dan mempercayakan polisi untuk menanganinya secara tuntas. "Sementara ini situasi terkendali, dan semoga semua pihak bisa menahan diri," kata Ipda Sunarya.
Sebelumnya, H Fatahollah terpaksa dilarikan ke Puskesmas Moyo Hulu untuk mendapat penanganan medis. Petani asal Desa Lito Kecamatan Moyo Hulu ini menderita luka tebasan senjata tajam di lengan dan dada bagian kanan.
Sementara Saidullah yang juga berasal Desa Lito dan diduga melakukan penebasan, dievakuasi anggota polsek setempat ke Polres Sumbawa untuk menghindari adanya aksi balas dendam dari keluarga korban. Menurut informasi sejumlah warga, kedua petani ini terlibat perkelahian memperebutkan tanah pecatu di lokasi persawahan Uma Bila Tarim Desa Lito.
Hal ini bermula ketika Saidullah yang tengah menggarap lahan di lokasi persawahan, mendadak didatangi H Fatahollah. Keduanya kemudian terlibat cekcok hingga berujung pada aksi ditebasnya H Fatahollah oleh Saidullah.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak Kalah Indah dari Kawah Ijen, Intip Pesona Sungai Kalipait Bondowoso Mengalir Membelah Hutan dan Tebing Batu
Airnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas
Baca SelengkapnyaIbu Bunuh Bayi karena Cibiran Tetangga di Sumbawa NTB Terancam 20 Tahun Penjara
Kasat Reskrim Polres Sumbawa, Iptu Regi Halili mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, serta ahli medis.
Baca SelengkapnyaSungai Meluap, Sembilan Kecamatan di Cirebon Tiga Hari Teredam Banjir
Sembilan Kecamatan di Kabupaten Cirebon terdampak banjir setelah hujan deras yang melanda kawasan itu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tersisa 8 Orang dan Hampir Punah, Ini Jejak Suku Darat di Pulau Rempang
Penghuni asli Pulau Rempang yang hidup di hutan belantara kini sudah berada diambang kepunahan.
Baca SelengkapnyaPerusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen
Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaMenjelajah Hutan Bonsai Fatumnasi di NTT, Ribuan Pohon Kerdil Berusia Ratusan Tahun Bentuknya Bak Orang Menari
Selain alamnya yang indah, Fatumnasi juga dihuni oleh suku tertua di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Baca SelengkapnyaHeboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka
Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaBelasan Remaja Lompat ke Sungai di Brebes Hindari Tawuran, Tiga Orang Diduga Tenggelam Terbawa Arus
Sebanyak 14 remaja memilih melompat ke Sungai Cisanggarung Losari, Brebes untuk menghindari tawuran.
Baca Selengkapnya16 Tahanan Polsek Tanah Abang Kabur, Kompolnas Minta Propam Turun Tangan
Hal itu perlu dilakukan agar kejadian ini tidak terulang kembali.
Baca Selengkapnya