Reaksi Geram Pangkostrad Usai Anak Buah Terlibat Mutilasi di Papua
Merdeka.com - Kasus pembunuhan sadis disertai mutilasi terjadi pada Senin 22 Agustus 2022 di Jalan Budi Utomo ujung, Kota Timika, Papua. Empat orang warga Nduga, Timika, Papua, menjadi korbannya.
Kasus ini diotaki oleh anggota TNI AD yang bertugas di Brigif 20 Kostrad. Pelaku juga sudah ditetapkan tersangka.
Para korban lebih dulu dihabisi nyawanya. Kemudian, dimutilasi dan potongan mereka dimasukkan ke dalam enam karung berisi batu sebagai pemberat dan dibuang di jembatan Sungai Pigapu.
Total ada 10 orang terlibat dalam pembunuhan sadis tersebut. Enam pelaku di antara adalah TNI yakni Mayor Inf HF, Kapten Inf DK, Praka PR, Pratu RAS, Pratu RPC dan Pratu R. Mereka dikenakan pasal berlapis, salah satunya Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Sedangkan, empat tersangka lainnya dari kalangan sipil yakni APL alias J, DU, R, dan RMH.
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal Maruli Simanjuntak geram melihat ulah para prajuritnya. Dia tegaskan, perbuatan para pelaku adalah kriminal murni sehingga harus dihukum.
"Itu totaly hukum ya, sudah kriminal itu, beratlah itu," kata Letjen Maruli di Mabes Angkatan Darat (AD), Jakarta, Kamis (15/9) kemarin.
Informasi didapat Maruli, diduga peristiwa itu terjadi karena miskomunikasi soal kabar kelompok kriminal bersenjata (KKB) mencari senjata. Prajurit yang mengetahui itu kemudian bereaksi. Hingga terjadilah peristiwa pembunuhan dan mutilasi.
"Satu yang mungkin meringankan dia, jadi awalnya itu yang saya dapat informasi sementara. Dia mendapat informasi ada KKB mencari senjata. Masalah nanti akhirnya sampai dibunuh dan dimutilasi inilah yang nanti jadi memberatkan dia. Itulah yang nanti akan diungkap oleh pengadilan," tegas Maruli.
Maruli sangat berharap apa yang dilakukan para tersangka tidak digeneralisir pada semua prajurit. Meski tidak bisa dipungkiri, TNI sebuah organisasi besar pasti ikut tercoreng karena perilaku satu dua orang.
"Tentara itu organisasi nya sekian ratus ribu, tapi kejadian individu berapa orang, kelompok, ya sudah jelek tuh semaunya. Itu risiko kamu sebagai korps," tegas dia.
Bukan Pelanggaran HAM Berat
Meski prajurit telah menghilangkan nyawa warga, Maruli menyebut kejahatan delapan prajurit TNI AD dalam kasus mutilasi empat warga di, Mimika, Papua tidak masuk pelanggaran HAM berat.
"Oh beda, kalau pelanggaran berat itu menggunakan kekuatan institusi, itu pelanggaran HAM (berat)," katanya.
Reaksi Keras Kasad Dudung
Terkait kasus mutilasi yang melibatkan personel TNI, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman bereaksi keras. Dia meminta anggota yang terlibat untuk langsung dipecat.
"Saya harapkan orang yang melakukan itu pecat sajalah nanti," tegas Jenderal Dudung saat dikonfirmasi wartawan di Mabes AD, Jakarta, Rabu (7/9).
Dia mengingatkan kepada jajaran Angkatan Darat (AD) terutama Puspom untuk memproses tuntas anggota TNI yang terlibat.
Kronologi Mutilasi
Direktur Reskrimum Polda Papua, Kombes Faisal Ramadhani mengatakan, awalnya pada 22 Agustus, ada laporan dari masyarakat terjadi penembakan. "Dari pendalaman tersebut kita menemukan ternyata ada indikasi kasus pembunuhan," ujar Faisal saat dihubungi, Senin (29/8).
Beberapa hari kemudian, kata dia, polisi menemukan mayat. Dari mayat tersebut akhirnya terungkap kasus pembunuhan.
"Ternyata kasus itu adalah rekayasa transaksi senjata," tambah dia.
Faisal menambahkan, ada masyarakat yang memancing korban untuk menjual dan membeli senjata. Dari transaksi tersebut, ditemukan sejumlah uang senilai Rp250 juta.
"Nah dari situ ternyata korban ini semuanya dibunuh, uangnya diambil," kata Faisal.
Korban yang ditemukan sudah tidak dalam keadaan utuh. Mereka menjadi korban mutilasi.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen Pangkostrad berikan selamat pada anggotanya yang baru saja mendapat kenaikan jabatan.
Baca SelengkapnyaKapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca SelengkapnyaPangkostrad Langsung Bereaksi Anak Buahnya Tertembak di Papua: Kamu Sudah Teruji!
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat disebut, isi tas sang perwira tersebut sontak membuat komandan kaget
Baca SelengkapnyaKapolres Blitar Kota AKBP Danang Setiyo ikut turun lapangan bersama anggotanya saat tengah berpatroli malam.
Baca SelengkapnyaBerbincang dengan Pemudik, Kapolri Jamin Mudik di Stasiun Senen Aman Tanpa Kejahatan
Baca SelengkapnyaMendiang Kopda Hendrianto meninggalkan seorang istri dan dua orang anak
Baca SelengkapnyaIsi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.
Baca SelengkapnyaAnak tokoh nasional dianggap 'akrab' dengan Megawati sejak usia 5 tahun sampai sukses menjadi kepala daerah. Siapa sosok yang dimaksud?
Baca Selengkapnya