Rawan banjir dan longsor, pasar di Klaten akan direlokasi
Merdeka.com - Banjir dan longsor Sungai Dengkeng yang merupakan alur Gunung Merapi, mulai mengancam wilayah Klaten, Jawa Tengah. Selain permukiman, banjir dan longsor juga mengancam sebuah pasar di Desa Kerten Kecamatan Gantiwarno. Hasil sidak BPBD, Dinas PU, Komisi III DPR dan DPRD Klaten, merekomendasikan pasar tersebut untuk dipindahkan.
Pemerintah Desa Kerten menyatakan telah mempersiapkan tanah kas desa, jika Pemkab Klaten akan merelokasi pasar tradisional tersebut. Kepala Desa Kerten mengatakan, pihaknya saat ini sudah menyiapkan tanah kas desa kurang lebih 5.000 m2 untuk merelokasi Pasar Kerten.
"Relokasi ini sangat mendesak karena bangunan pasar tradisional serta kios ini berada di bantaran dan badan sungai," ujar Kepala Desa Kerten Sarta kepada wartawan, Kamis (5/2).
Lebih lanjut, Sarta mengungkapkan hasil rekomendasi dari BPBD dan Dinas PU Klaten, bantaran sungai dan badan sungai harus bersih dari bangunan agar tidak terjadi banjir dan longsor.
"Total ada hampir seratus pedaging tiap harinya yang berjualan di pasar ini. 25 pedagang pemilik kios dan 74 pedagang oprokan," katanya.
Saaat ini pihaknya bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan, telah menyiapkan juga syarat-syarat dan dokumen serta rekomendasi agar pasar di Dukuh Kepoh tersebut segera bisa direlokasi. "Nantinya kami siap mengelola menjadi pasar desa," ucapnya.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Klaten Sri Winoto menambahkan, berdasarkan hasil survei Tim Reaksi Cepat/TRC BPBD dan Tim SAR Klaten ada sejumlah pemanfaatan bantaran sungai di Dengkeng untuk kegiatan ekonomi, seperti pasar pasar tradisional.
Program normalisasi sungai dimaksudkan untuk mengurangi potensi banjir, harus dilaksanakan secara bijaksana dengan tetap memperhatikan aspek lainnya. Program relokasi pasar, akan bermanfaat untuk mengurangi potensi banjir Sungai Dengkeng, namun juga tetap memperhatikan potensi ekonomi rakyat kecil. Karena pasar tradisional tersebut merupakan urat nadi ekonomi di kawasan setempat.
"Kami tidak ingin menghilangkan potensi ekonomi kerakyatan dengan menggusur pasar yang ada di bantaran dengan alasan normalisasi. Kami ingin memulai kebijakan yang persuasif di Dengkeng dengan merelokasi pasar tersebut," ujar Pria lulusan Fakultas Hukum UGM ini.
Dia berharap instansi lain untuk memikirkan dan ikut mengatasi masalah Dengkeng dengan segala potensi yang ada seperti ekonomi, pendidikan, sosial.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
15 Pasar Jalanan Tertua di Dunia, Ada yang Sudah Berdiri Ribuan Tahun Lalu
Banyak sekali pasar jalanan di seluruh penjuru dunia yang sudah berdiri sejak ribuan tahun lalu. Yuk, simak pasar jalanan apa saja yang paling tua di dunia!
Baca SelengkapnyaPasar Induk Among Tani Kota Batu Diresmikan, Jokowi: Gedungnya Sangat Megah
Pasar Induk Among Tani mampu menampung ribuan pedagang dengan fasilitas lebih dari 2700 kios
Baca SelengkapnyaJadi Salah Satu Pasar Tertua di Bandung, Ini Sederet Daya Tarik Pasar Baru Trade Center
Dari aneka pakaian sampai makanan tradisional bisa dijumpai di Pasar Baru Trade Center. Harganya bisa ditawar dan tak bikin kantong bolong.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Melihat Keunikan Pasar Kuno di Pedalaman Gunung Gajah, Terpencil dan Punya Akses Jalan Terjal Menanjak
Meski cenderung terpencil di atas pegunungan, namun pasar tersebut tetap ramai dikunjungi warga.
Baca SelengkapnyaPotret Pasar Induk Among Tani Kota Batu, Pasar Terbesar di Indonesia Punya Pengolahan Air Limbah Ramah Lingkungan
Bangunan tiga lantai ini dibangun di tanah seluas 3,4 hektare
Baca SelengkapnyaMengunjungi Pasar Loak Lemahwungkuk di Cirebon, Surganya Perkakas Rumah Tangga sampai HP Bekas
Di sini berbagai jenis barang bekas tersedia, mulai dari perkakas, HP sampai kursi roda.
Baca SelengkapnyaKAI Tambah 344 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Cek Rutenya di Sini
KAI Tambah 344 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Cek Rutenya di Sini
Baca Selengkapnya21.000 KK Terdampak Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan, Kerugian Capai Rp157 Miliar
Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
Baca SelengkapnyaMengunjungi Kampung Pasar Setan, Desa Terpencil di Banjarnegara Bagian Selatan
Pada malam Jumat Kliwon sering terdengar keramaian seperti pasar.
Baca Selengkapnya