Ratusan siswa SD ikut simulasi bencana erupsi
Merdeka.com - Ratusan pelajar Sekolah Dasar(SD) yang berada di lereng Gunung Merapi terlibat dalam simulasi bencana Kesiapsiagaan Sekolah Menghadapi Erupsi Gunung Merapi yang berada di perbatasan Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi Yogyakarta. Sebanyak 275 pelajar itu berasal dari tiga sekolah yang terdiri dari SDK Prontakan, SD Negeri Ngargomulyo dan Madrasah Ibtidaiyah GUPPI. Beserta 25 guru dan perangkat Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jateng yang berada diradius 8 kilometer dari puncak Merapi.
Kegiatan simulasi ini dilakukan dengan melibatkan, BPBD Kabupaten Magelang dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Pemkab Magelang, SAR Kabupaten Magelang, PMI Kabupaten Magelang, Forum PRB Kabupaten Magelang serta Save Children. Simulasi ini merupakan penerapan dari materi Penanggulangan Resiko Bencana(PRB) yang disusun mulai bulan November-Maret 2012 sebagai proses penyusunan SOP untuk materi PRB.
"Ke tiga sekolah itu menjadi percontohan untuk pertama kalinya praktek serta penerapan materi PRB yang nantinya menjadi bagian dan kurikulum mata pelajaran di sekolahan," jelas Program Officer Save The Children Paramitha Hapsari Sabtu (24/3) di sela-sela kegiatan simulasi siang ini.
Kegiatan penyusunan kurikulum PRB ini dilakukan karena secara materi kurikulum PRB belum dan tidak ada sama sekali di dalam kurikulum pendidikan di Kementrian dan Dinas Pendidikan di seluruh Indonesia. Proses penyusunan dilakukan dengan memasukan materi ke dalam mata pelajaran sekolah serta dilakukan pada jam tambahan sekolah.
"Sampai saat ini Dinas Pemuda Pendidikan dan Olahraga belum ada sama sekali materi SOP PRB untuk sekolah wilayah bencana. Maka kegiatan ini baru pertama kalinya dilakukan di Indonesia terkait simulasi yang melibatkan siswa yang telah memperoleh materi tentang upaya penanggulangan resiko bencana (PRB) Erupsi Merapi," tutur Mita.
Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Save the Children bersama kementerian pendidikan, Pemuda dan Olahraga yaitu menyusun konsep PRB, memberikan materi first aid atau dikenal dengan P3K PRB pada saat situasi tanggap darurat.
"Contoh yang dilakukan secara langsung oleh anak-anak adalah membuat majalah dinding (mading), rambu-rambu kebencanaan, mengenali resiko bencana Merapi, menggambar jalur evakuasi dan terakhir yang dilakukan sekarang ini adalah melakukan simulasi dari materi yang diperoleh kemarin," ucap Mita.
Kepala Seksi (Kasie) Kedaruratan Badan Nasinal Penaggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kabupaten Magelang Heri Prawoto menyatakan upaya pendidikan PRB ini dilakukan sebagai antisipasi dan pendidikan bagi warga khususnya anak-anak dilereng Merapi jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi.
"Ono(Ada) bencana libur tidak? dia jangan sampai libur walaupun saat terjadi bencana guru yang berada di KRB (Kawasan rawan bencana) juga urusi keluarga tetapi dia harus bertanggungjawab terhadap murid-muridnya di sekolah," jelas Edi Prawoto.
Jika terjadi Erupsi Merapi saat sekolah masuk, ungkap Edi guru yang berada di sekolah juga harus ikut bertanggungjawab terhadap keberadaan siswa dari mulai proses evakuasi hingga sampai berada di tenda pengungsian. Sampai di tenda proses Kegiatan Belajar Mengajar(KBM) juga tetap akan dilanjutkan.
"Simulasi evakuasi saat siaga merapi sekolah masuk. Awas merapi sekolah masih di sekolah jika dikembalikan ortu akan terjadi kesimpangsiuran. Maka dari itu sejak saat ini sekolah bersama beberapa lembaga membentuk protap siswa penanganan kebencanaan," tegas Heri Prawoto.
Heri menjelaskan BPBD Kabupaten Magelang dalam hal ini sebagai fasilitator yang mendampingi beberapa sekolah yang ada di KRB 3 di wilayah lereng Merapi.
"Kami mengkoordinir dan fasilitasi sekolah men sikapi kondisi yang ada serta melatih anak-anak untuk bisa kondisikan sendiri wajib latih dan menjadikan siswa mampu menangkap pengetahuan tentang PRB. Melalui guru siswa bisa lebih cepat masuk pelajaran dan pengetahuan tentang PRB," ucap Heri Prawoto.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan Siswa SD Kepuh Cilegon Dipulangkan Gara-Gara Polusi Udara Bau Gas Kimia Pabrik
Siswa dipulangkan pukul 10.00 yang seharusnya pukul 12.00
Baca SelengkapnyaPerkara 8 Siswa Binus School Serpong Pelaku Perundungan Segara Dilimpahkan ke Kejaksaan
Lantaran upaya diversi yang dilakukan pihak Kepolisian tidak menemui kesepakatan antara korban dengan 8 anak berhadapan hukum (ABH).
Baca SelengkapnyaKasus Perundungan Siswa Binus School Serpong, Polisi Panggil Kepala Sekolah dan Saksi Ahli
Polisi terus mendalami kasus perundungan siswa SMA Binus School Serpong. Mereka memanggil pihak sekolah dan saksi ahli untuk dimintai keterangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mata Terkena Patahan Kayu Main di Sekolah, Siswa SD di Jombang Alami Kebutaan
Kejadian itu sendiri bermula saat jam kosong pelajaran pada Senin (9/1) lalu.
Baca SelengkapnyaLayaknya Sekolah Betulan, Begini Situasi Sekolah Khusus Burung Murai di Cilacap yang Muridnya Datang dari Berbagai Daerah
Para pemilik burung rela jauh-jauh mengirim hewan peliharaannya demi bisa sekolah di sini
Baca SelengkapnyaPuluhan Siswa SDIT di Garut Keracunan Makanan
Beberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca SelengkapnyaBerkas 6 Penyekap dan Pemerkosa Siswi SMP Segera Dilimpahkan ke Kejari, 3 Tersangka di Bawah Umur
Berkas perkara tiga tersangka anak di bawah umur dipercepat prosesnya guna mempercepat persidangan di peradilan.
Baca SelengkapnyaKisah Pilu Siswa SD di Serang, Demi Sekolah Bertaruh Nyawa Sebrangi Sungai Besar dengan Rakit hingga Harus Berenang
Setiap hari anak-anak di kampung ini harus bertaruh nyawa untuk menuju sekolah menggunakan rakit, lantaran tak ada akses jembatan.
Baca SelengkapnyaProses Rekonstruksi Kasus Mutilasi Mahasiswa di Sleman, Tersangka Jalani 49 Adegan
Proses rekontstruksi hanya dijalankan di satu tempat karena situasi yang tidak mendukung
Baca Selengkapnya