PW NU Jatim: Ada adu domba soal Islam Nusantara di sosial media
Merdeka.com - Istilah Islam Nusantara menjadi perbincangan hangat, baik di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) maupun masyarakat luas. Tidak sedikit diskusi itu bernada serangan yang mengadu domba para Kiai dan Tokoh NU.
Serangan-serangan itu secara gencar dilontarkan, terutama melalui sosial media (medsos) yang disadari bertujuan untuk memperlemah NU.
"Saya tegaskan, NU tidak gentar dan siap memerangi pikiran-pikiran (gerakan) sesat dan menyesatkan melalui embusan di medsos itu," kata KH Mutawakil Alalla, Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur di Universitas Malang, Sabtu (13/2).
Mutawakil menegaskan bahwa istilah Islam Nusantara bukan dalam konteks sebagai sebuah agama baru. NU tegas memerangi gerakan-gerakan sesat dan berbau radikali.
Kelahiran Islam Nusantara sebagai komitmen untuk memperteguh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dengan mengangkat Islam dengan sifatnya yang rahmatal lil alamin (rahmat seluruh alam).
"Islam Nusantara bukan dalam konteks adanya Islam yang baru. Karena Islam itu rahmatan lil alamin, adapun konteks Islam Nusantara lebih menegaskan komitmen NU untuk ikut menguatkan kesatuan dan kebangsaan, serta memerangi rongrongan paham ekstrimisme di Indonesia," katanya.
Islam Nusantara, katanya, dilandasi sebuah semangat untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat kemajuan Islam di dunia dengan nilai-nilai rahmatan lil alamin.
Mutawakil bersama sejumlah Kyai NU hadir dalam Seminar Nasional dan Batsul Massail dengan tema Islam Nusantara: Meneguhkan Moderatisme dan Mengikis Ekstrimisme dalam Kehidupan Beragama. Acara tersebut digelar oleh PW NU Jawa Timur dan PC NU Kota Malang.
Sementara Wali Kota Malang Moch Anton berpesan, agar hasil seminar merekomendasi langkah-langkah strategis NU. Pengikisan gerakan-gerakan berbau radikalisme dan ekstrimisme tidak bisa terlepas dari peran lembaga-lembaga keagamaan, khususnya NU.
"Pekerjaan terbesar adalah ikut meningkatkan derajat serta pemberdayaan ekonomi ummat. Karena dari ketimpangan ekonomi menjadi faktor munculnya pikiran-pikiran liar, yang menyuburkan gerakan radikalisme dan ekstrimisme," katanya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaAwal Mula Muncul Gerakan Salam 4 Jari
Gerakan ini diinisiasi oleh Presidium Nasional Partai Hijau Indonesia, John Muhammad lewat akun media sosialnya.
Baca SelengkapnyaMengenal Sunan Bonang, Pendakwah yang Sebarkan Islam dengan Kesenian
Sunan Bonang adalah sosok pendakwah yang cerdik dan fleksibel dalam menyiarkan ajaran-ajaran Islam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Akademisi Nilai Menjatuhkan Calon Lain Malah Jadi Budaya Dibanding Tonjolkan yang Didukung
Hal ini bisa dilihat langsung di media sosial, banyak yang melakukan framing pihak lawan dengan citra negatif.
Baca SelengkapnyaHari Pers Nasional 2024, Ini Pesan Kaesang untuk Pemilik Media
Kaesang berharap pers Indonesia semakin independen dalam mengedukasi masyarakat dengan beragam pemberitaan.
Baca SelengkapnyaPBNU Tetapkan 1 Ramadan 1445 H Jatuh Pada 12 Maret 2024
Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada tanggal 12 Maret 2024
Baca SelengkapnyaBacaan Doa Witir dan Artinya, Perlu Diamalkan
Membaca doa witir memiliki keutamaan dan kepentingan yang besar dalam agama Islam.
Baca SelengkapnyaUlama Barisan Lauhil Mahfud se-Priangan Timur Bertekad Menangkan Pasangan Ganjar-Mahfud
Indonesia ke depan butuh sosok pemimpin yang memahami problem kebangsaan.
Baca SelengkapnyaUnggahan Unik Kapolri Sigit di Media Sosial Ucapkan Harlah ke-101 NU, Ada Warga Konoha Bersarung
Melalui akun media sosialnya, Kapolri menyebut NU menjadi salah satu pilar bangsa dalam mengisi kemerdekaan
Baca Selengkapnya