Putra Amien yakin Jokowi tegas soal hukuman mati
Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi I DPR, Ahmad Hanafi Rais meminta Pemerintah Indonesia percaya diri terkait rencana eksekusi mati terhadap seorang warga Prancis Serge Atlaoui (51), apalagi eksekusi tersebut ditentang keras oleh Presiden Francois Hollande.
"Terkait peringatan keras yang disampaikan oleh Presiden Prancis Francois Hollande mengenai rencana eksekusi mati terhadap salah seorang warganya, Komisi I DPR-RI meminta Pemerintah Indonesia berdiplomasi secara 'calm and confident'," katanya saat mengunjungi Makorem 162/Wira Bhakti di Mataram, NTB, Senin (27/4), seperti dilansir Antara.
Dalam keterangannya, Rabu (22/4) lalu, Hollande mendesak Indonesia agar tidak mengeksekusi warganya, atau hubungan kedua negara akan rusak. Meski begitu, Hanafi meminta pemerintah tetap menjaga hubungan diplomatik antarnegara, terutama Prancis.
"Menghadapi protes yang datang dari negara luar, pemerintah harus menunjukkan sikap yang kalem, halus dan tenang," kata putra mantan Ketua MPR-RI Amien Rais tersebut.
Pemerintah diharapkan mampu menunjukan sikap bangsa Indonesia yang percaya diri dan tegas. Karena, menurutnya, hukum di Indonesia itu memiliki kedaulatan nasional yang kuat.
Hanafi mengingatkan protes keras yang disampaikan oleh Presiden Prancis tersebut kemungkinan akan memunculkan konsekuensi diplomatik. Namun dia soal ketegasan Indonesia. Kepercayaan itu ditunjukkan oleh Presiden Joko Widodo saat pidato di Konferensi Asia Afrika.
"Dari pidato yang disampaikan Presiden Jokowi dalam acara KAA di Bandung beberapa waktu lalu, sudah menunjukkan adanya sikap yang tegas," ujarnya.
Menurut Hanafi, protes keras yang disampaikan Presiden Prancis itu merupakan hal yang wajar, karena setiap negara memiliki kepentingan untuk membela setiap warganya yang sedang terancam di negara asing.
Ia menuturkan bahwa diplomasi secara "calm and confident" juga dapat ditunjukkan oleh Menteri Luar Negeri saat ini, mengingat banyaknya aksi protes yang bermunculan terkait eksekusi mati terhadap para terpidana kasus narkotika.
Terkait eksekusi mati terhadap para terpidana kasus narkotika yang warga negara asing, Hanafi berpendapat dieksekusi tentu akan muncul hubungan bilateral yang cukup panas dengan sejumlah negara.
Namun, jika Pemerintah Indonesia dapat menunjukkan sikap yang terbuka dan mampu menyampaikan penjelasan secara tepat serta mengklarifikasi maupun berkomitmen hukum yang tidak mendua, hal tersebut akan menumbuhkan rasa percaya diri.
"Upaya ini yang menurut saya harus ditunjukkan oleh pemerintah kita, agar tidak menimbulkan kesenjangan bilateral," katanya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaJokowi Tunjuk 3 Menteri Hadapi Gugatan Pengusaha Soal Kenaikan Pajak 75 Persen di MK
Presiden Jokowi menunjuk 3 menteri hadapi gugatan para pengusaha hiburan terkait kenaikan pajak hiburan di MK.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ketum PBNU: Tidak Ada Alasan untuk Memakzulkan Jokowi
Gus Yahya pun meminta semua pihak untuk tidak berlarut-larut dalam isu pemakzulan Jokowi tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi Jawab Tudingan Kecurangan Pemilu 2024: Laporkan ke Bawaslu
Jokowi meminta pihak yang menemukan kecurangan untuk melaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Baca SelengkapnyaJokowi: Pemilu Harus Menggembirakan, Bukan Meresahkan dan Menakutkan
Jokowi menegaskan persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia harus terus dijaga di tengah tahun politik 2024.
Baca SelengkapnyaIsu Pemakzulan Jokowi Cuma Taktik Pengalihan Isu
Ia menduga, wacana pemakzulan mungkin adalah taktik pengalihan isu atau refleksi kekhawatiran pendukung calon lain akan kekalahan.
Baca SelengkapnyaJokowi Puji MA Berhasil Tangani 99,47% Perkara Sepanjang 2023: Perkembangan yang Sangat Bagus
"Saya memperoleh laporan di tahun 2023 Mahkamah Agung berhasil memutus hingga 99,47 persen perkara."
Baca Selengkapnya