Puncak bun upas di Dieng hanya tiga hari dalam setahun
Merdeka.com - Fenomena bun upas atau frost yang terjadi di wilayah Dieng Banjarnegara Jawa Tengah diyakini, masa puncaknya hanya terjadi selama tiga hari dalam satu tahun. Bahkan, fenomena alam tersebut hanya terjadi pada bulan Juli atau Agustus saat puncak musim kemarau.
Wakil Bupati Banjarnegara Jawa Tengah, Hadi Supeno kepada wartawan mengemukakan bun upas yang pernah menyerang lahan pertanian warga Dieng hingga luasan 50 hektare. "Biasanya hanya tiga hari masa puncaknya. Itu ditandai dengan tanaman yang mengering seperti terbakar. Biasanya kalau sudah seperti itu, sudah tidak bisa ditanam lagi," ujarnya, Sabtu (30/8).
Hadi mengemukakan, areal yang biasanya terkena bun upas berada pada dataran di ketinggian. "Jadi tidak semua lahan terkena bun upas. Hanya lahan yang berada di dataran yang termasuk daerah lembah dengan ketinggian sekitar 2.093 meter," ucapnya.
Hingga saat ini, dia mengemukakan pemerintah tidak mampu menangani persoalan itu lantaran bun upas adalah fenomena alam yang susah diprediksi. "Kami kesulitan memprediksi kapan terjadinya bun upas. Tetapi, kami berharap kepada warga untuk beralih menanam kentang yang selama ini sering terimbas bun upas," ujarnya.
Saat ini, lanjut Hadi, pemkab Banjarnegara tengah mengintensifkan penanaman tanaman carica yang menjadi ciri khas obyek wisata Dieng. Menurutnya, tanaman kentang selama ini membuat tanah menjadi tandus. "Karena sifatnya tanaman kentang tidak bisa di tumpangsari dengan tanaman lain. Dan kami kesulitan untuk mengajak petani untuk mengganti tanaman kentang dengan tanaman lain yang tahan terhadap bun upas," ucapnya.
Bun Upas biasanya muncul pada suhu udara dini hari di bawah nol derajat celcius. Biasanya, bun upas muncul di pagi hari menyerupai butiran es. Sehingga pada lahan pertanian di Dieng terlihat seperti hamparan salju.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dampak Racun Ikan Buntal pada Tubuh, Waspadai Ciri-cirinya
Di balik pesonanya yang unik, ikan buntal menyimpan bahaya yang serius. Racunnya dapat melumpuhkan siapa pun, termasuk manusia.
Baca SelengkapnyaDitinggal Orang Tua Panen Durian, Seorang Remaja Ditemukan Tewas dengan Luka Tusuk
"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca SelengkapnyaIni Peta Jalur Rawan Kecelakaan dan Bencana di Bantul saat Arus Mudik
Polres Bantul memetakan jalur rawan kecelakaan dan bencana jelang persiapan menyambut arus mudik Lebaran 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Seharian Diguyur Hujan Deras, Sejumlah Wilayah di Bandung dan Lembang Kebanjiran
Hujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.
Baca SelengkapnyaMenegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus
Peristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).
Baca SelengkapnyaPemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos
Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaTerjadi Masalah Perncernaan saat Lebaran, Ketahui Cara Cepat Mengatasinya
Datangnya hari Lebaran kerap menimbulkan kondisi tertentu seperti munculnya masalah pencernaan.
Baca SelengkapnyaAirlangga Minta Rakyat Jangan Golput, Penting untuk Masa Depan Indonesia
Fenomena golput masih banyak ditemui dan menjadi salah satu tantangan yang serius di setiap pemilu
Baca SelengkapnyaPerubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan
Aksi yang melibatkan beberapa unsur masyarakat itu merupakan langkah nyata untuk menuju Indonesia Maju.
Baca Selengkapnya