Merdeka.com - Puluhan orang melakukan aksi unjuk rasa di depan Hotel Grand Aston dan Hotel Santika Dyandra, Medan, Jumat (5/7). Demo menolak liberalisasi perdagangan itu berlangsung saat Senior Official Meeting (SOM) III Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) masih berlangsung di kedua hotel.

Demonstran yang mengatasnamakan Indonesia People Alliance (IPA) Sumut ini mengawali unjuk rasanya di depan Hotel Grand Aston. Dari sana mereka bergerak menuju Jalan Kapten Maulana Lubis, sekitar depan dari Hotel Santika Dyandra.

Dalam aksinya, demonstran membawa spanduk dan sejumlah poster. Mereka juga berorasi yang intinya menentang pertemuan APEC, liberalisasi, dan imperialisme Amerika Serikat.

"Hapuskan liberalisasi perdagangan di Indonesia yang disponsori APEC, WTO, IMF, ADB, dan World Bank," ucap Boy Marpaung, pimpinan aksi IPA Sumut.

Menurut demonstran, pertemuan Informal Senior Official Meeting (iSOM), maupun SOM I-III APEC lebih berorientasi pada kepentingan Amerika Serikat. Agenda dan isu yang dibahas dalam pertemuan-pertemuan ini dinilai hanya bohong-bohongan. "Karena nyatanya mereka mempunyai kepentingan untuk melahirkan skema liberalisasi," kata Boy.

Selain isu APEC, pengunjuk rasa juga menuntut pencabutan UU Ormas, UU Pendidikan Tinggi dan penghapusan liberalisasi pendidikan. Mereka pun mendesak agar aset Indonesia yang dikuasai asing segera dinasionalisasi.

Bahkan mereka juga menuntut pembebasan 32 orang yang masih ditahan di Mapolresta Medan menyusul kerusuhan yang terjadi saat demo kenaikan harga BBM di depan kampus Universitas HKBP Nommensen beberapa waktu lalu.

Meski massa IPA tidak menutup seluruh jalan, namun aksi mereka tetap membuat arus lalu lintas di kawasan itu macet. Pergerakan kendaraan kembali lancar setelah pengunjuk rasa membubarkan diri setelah sekitar 30 menit berorasi.