Pria yang minta MK legalkan bunuh diri dirawat di RS Durensawit
Merdeka.com - Ignatius Ryan Tumiwa, pemuda lulusan S2 yang menggugat pasal 344 KUHP ke Mahkamah Konstitusi kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Khusus Daerah Durensawit, Jakarta Timur. Ryan di bawa oleh Dinas Sosial Jakarta Barat karena mengalami depresi berat pada Rabu (6/8) kemarin.
Petugas Public Service RSKD Durensawit, Teguh, mengatakan, saat ini Ryan tidak bisa ditemui karena masih menjalani pemeriksaan. oleh tim dokter.
"Benar Ryan dirawat di sini, namun pasien belum bisa ditemui. Yang bawa ke sini Sudin Sosial Jakarta Barat sejak Rabu lalu," kata Teguh di saat ditemui wartawan, Jumat (8/8).
Teguh mengatakan, pasien atas nama Ryan sebelumnya telah diperiksa di ruang IGD dan sudah dipindahkan ke ruang perawatan.
"Sekrang pasien ada di Ruang Bengkoang. Itu ruang rawat inap," jelasnya.
Dikatakan Teguh, sejak masuk ke RSKD Durensawit pihak keluarga belum satupun yang datang untuk menjenguk pasien. "Belum ada yang datang dan belum boleh untuk dibesuk. Kalau ada urusan silakan hubungi pengacaranya saja," tandasnya.
Sebelumnya, Mahkamah Konstitusi (MK) pada Rabu (16/7) lalu, menggelar persidangan perdana dengan agenda pemeriksaan pendahuluan yang diajukan seorang pria bernama Ignatius Ryan Tumiwa (40). Ryan yang diketahui berijazah S2 itu menguji pasal 344 KUHP.
Ryan mengungkapkan, stress karena belum mendapatkan pekerjaan. Selain itu, Menurut Ryan, warga sekitar rumahnya kerap usil terhadap dirinya. Dia pun meminta MK melegalkan bunuh diri.
"Begini, Pak. Kesatu, tidak bekerja. Terus kedua, kayaknya saya merasa banyak yang gangguin saya, Pak," kata Ryan dalam risalah sidang perkara MK nomor 55/PUU-XII/2014,yang dikutip merdeka.com.
"Gangguinnya bagaimana?" tanya Anggota Hakim Patrialis Akbar.
Ryan mengatakan, salah satu gangguan itu didapatnya ketika merayakan hari raya ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Sama seperti masyarakat Indonesia pada umumnya, saat merayakan 17 Agustus dia memasang bendera merah putih.
"Salah satu contohnya, ya begini. Waktu awal Agustus tahun lalu, saya ini kan memasang bendera di pagar halaman rumah saya, Pak, bendera merah putih. Saya mau apa namanya tuh ... mau merayakan 17 Agustus, saya pasang 1 Agustus. 10 Agustus bendera merah putih saya dicuri orang. Saya merasa banyak yang isengin saya, Pak, gitu," kata Ryan.
Bukan hanya itu, Ryan juga kerap merasa kurang dihargai oleh warga sekitar saat tengah mengadakan kegiatan resmi lingkungan. Saking kesalnya, Ryan pun mengaku melaporkan masalah ini ke Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Terus juga tahun 2012 ya, saya kan rapat RT enggak ... kayaknya sengaja enggak diundang gitu, seperti ada unsur kesengajaan. Saya sudah lapor, Pak, ke ... melalui SMS, ya. Ke Pak Ahok, sudah saya lapor 0811944728. Saya juga sudah lapor ke ... SMS 9949, Pak SBY. Tapi juga enggak mendapatkan tanggapan, saya merasa hidup ini kayaknya enggak dihargai gitu, Pak. Terus saya merasa enggak ada gunanya lagi," terang Ryan.
Menanggapi curhatan Ryan, Patrialis pun memberikan saran kepada pria yang tercatat lulusan dari Universitas Indonesia (UI) itu. Menurut Patrialis seorang Ahok dan SBY tidak membalas karena kesibukannya sebagai pejabat. Ryan pun harus memaklumi itu.
"Ya, enggak apa-apa. Ya, jadi gini, kita paham ya, kita paham maksudnya Pak Ryan ini. Ya, kan kalau Pak Ahok dan Pak SBY kan sibuk, kan enggak mungkin dijawab satu persatu, ya," kata Patrialis.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menhub Budi Karya masih mendalami terkait kecelakaan maut itu.
Baca SelengkapnyaWanita ini mengunggah momen 180 derajat yang berbanding terbalik dengan dirinya
Baca SelengkapnyaIbunda Awan mengenang anaknya yang tewas di tangan ayahnya itu orang yang rajin membantu lingkungan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pihak Istana masih menunggu pembuktian atas tuduhan yang disampaikan persidangan.
Baca SelengkapnyaBahkan, dia bukan merupakan sosok sembarangan di ruang lingkup profesinya tersebut.
Baca SelengkapnyaKepala bayi terputus dan tertinggal dalam rahim sang ibu saat melahirkan di puskesmas Bangkalan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani juga menampilkan bagan realisasi perlinsos Kemensos periode Januari-Februari selama 2019-2024.
Baca SelengkapnyaKendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaTudingan Melki melakukan kekerasan seksual pertama kali ramai diperbincangkan di media sosial setelah diunggah akun @BulanPemalu.
Baca Selengkapnya