Merdeka.com - Masalah upah layak bagi buruh di Tanah Air tak pernah selesai. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengatakan, di Indonesia tak ada pejabat dan kaum pemodal yang betul-betul memperhatikan kesejahteraan buruh.

Said menilai, upah buruh di Indonesia sangat tragis mengingat pertumbuhan ekonomi nasional yang sedang tumbuh baik, naik rasio gini semakin melebar.

"Tidak ada yang peduli pada upah buruh di negeri ini. Apalagi gini rasio semakin tinggi di tengah pertumbuhan ekonomi," kata Said dalam orasinya saat launching buku 'Gagasan Besar Serikat Buruh' di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Kamis (5/2).

Kesenjangan yang melebar itu, menurut Said, dapat dijelaskan dengan munculnya bangunan megah seperti apartemen dan puluhan mal, namun di sisi lain banyak masyarakat yang tidur di emperan.

"Mal berdiri dan apartemen berdiri di mana-mana, tapi juga banyak yang tinggal di emperan," tambahnya.

Realitas itulah, yang menurutnya akan terus menjadi alasan perlawanan kaum buruh. Ia menegaskan buruh akan terus melawan bentuk-bentuk penghisapan dan penindasan.

"Kenapa kita mengorganisir jutaan buruh? Untuk memperjuangkan buruh. Buruh akan terus melawan semua bentuk eksploitasi oleh mereka pejabat, pemodal yang menghisap," tegasnya.

Said mengimbau ke depannya agar ada kebijakan yang lebih adil dengan distribusi pendapatan secara merata antara kaum pemodal dan para pekerjanya.

"Kita setuju para investor hadir di Indonesia tapi kita secara bersamaan tidak setuju orang-orang kaya itu memiskinkan kaum buruh. Harus ada keadilan, pendapatan harus dibagikan secara lebih adil," pungkasnya.