PPNI Jatim Desak Pemerintah Cairkan Insentif Perawat Tangani Covid-19
Merdeka.com - Ketua Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur Prof Nursalam mendesak pemerintah segera mencairkan insentif bagi perawat yang menangani COVID-19.
"Belum. Sampai sekarang perawat di Jatim belum menerima insentif itu. Tidak tahu kenapa," kata Prof Nursalam dikonfirmasi di Surabaya, Jumat (10/7).
Ia mengungkapkan ada sebanyak 12 perawat di Jatim yang meninggal karena terpapar COVID-19, dan dari jumlah itu, baru tiga perawat yang menerima santunan dari pemerintah.
"Dari 12 perawat yang meninggal karena COVID-19, baru tiga yang cair. Yang lainnya belum. Perawat yang meninggal mendapatkan santunan sebesar Rp300 juta," tuturnya.
Sementara untuk insentif, sesuai dengan SK Menteri pemerintah menjanjikan perawat yang menangani COVID-19 secara langsung mendapatkan maksimal Rp7,5 juta, sedangkan untuk dokter maksimal mendapatkan insentif Rp10 juta.
"Tapi perawat-perawat yang menangani COVID-19 baik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo atau RS Haji belum menerima insentif tersebut," ucapnya.
Nursalam mengaku kebingungan mengapa sampai sekarang insentif bagi perawat belum juga cair.
"Tadi katanya dari provinsi sudah dikirim ke Jakarta, tapi masih verifikasi. Saya mendengar ada program baru dari provinsi kalau dinas sudah langsung dieksekusi. Tapi sampai sekarang teman-teman belum terima. Saya akan tanya ke teman di DPR Komisi XI," katanya.
Dia kembali mendesak pemerintah untuk lebih serius memperhatikan nasib tenaga medis yang menangani COVID-19.
Sebab, kata dia, di Jatim sudah ada sebanyak 259 perawat yang terpapar COVID-19, dan 12 di antaranya meninggal dunia.
"Surabaya paling banyak yang meninggal dengan tujuh perawat. Sementara daerah lain seperti Tuban, Sidoarjo, Malang, Sampang dan Bojonegoro ada satu perawat yang meninggal dunia," ungkapnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang
Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPersaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu
Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu
446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca SelengkapnyaPasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaAnies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaPemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos
Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca Selengkapnya