PPATK: ACT Terima Donasi Rp1,7 Triliun, 50 Persen buat Beli Vila dan Rumah
Merdeka.com - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terus menelusuri aliran penyelwengan dana ACT (Aksi Cepat Tanggap). Didapati, Rp1,7 triliun atau sekitar 50 persen mengalir ke entitas-entitas pribadi.
"Ada 843 rekening. PPATK melihat ada Rp1,7 triliun uang yang mengalir ke ACT, lebih dari 50 persen mengalir ke entitas yang berafiliasi dengan pribadi," kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana saat jumpa per di Gedung Kemensos, Jakarta, Kamis (4/8).
Nilai tersebut, lanjut Ivan, masih hasil sementara.
"Sementara ini masih kita duga dipergunakan oleh, secara tidak pruden lah, tidak akuntabel," katanya.
Ia membeberkan, ACT kerap memiliki anak usaha lainnya yang mereka garap secara pribadi.
"Jadi ACT itu punya kegiatan-kegiatan usaha lain. Jadi kegiatan usaha lain itu yang kemudian menerima dana, dan dana itu ada Kembali lagi ke pengurus, gitu, seperti yang kami sampaikan sebelumnya, kelompok-kelompok keg usaha dibawah entitas A ini dimiliki oleh, terafiliasi dengan para pemilik di A nya tadi," katanya.
Hasil penelusuran tim PPATK, menemui adanya transaksi kepentingan membayar kesehatan, pembelian villa, kemudian pembelian apa, pembelian rumah, pembelian asset.
"Segala macem yang memang tidak diperuntukkan untuk kepentingan sosial," tegasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berawal dari kekhawatiran tak berkontribusi baik pada lingkungan, Khomsatun memproduksi sabun alami
Baca SelengkapnyaDebat Pilpres: Prabowo Janjikan 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat Tak Mampu
Baca SelengkapnyaUntuk pengeluaran komoditas non makanan mencakup perumahan dan fasilitas rumah tangga, aneka barang dan jasa, pakaian, alas kaki, dan tutup kepala.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kehidupan Nia yang kini dipenuhi dengan kemewahan benar-benar mencuri perhatian masyarakat.
Baca SelengkapnyaKeduanya sangat bahagia saat melepas kerinduan lantaran bertahun-tahun tak bertemu.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaIa berhasil membeli tanah, membangun rumah, hingga membeli mobil
Baca SelengkapnyaPenugasan ini diberikan lantaran Prabowo menilai pembangunan Giant Sea Wall tidak bisa diselesaikan dalam waktu cepat.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca Selengkapnya