Poltracking: Diteror, berarti pekerjaan kita dilihat dan diakui
Merdeka.com - Teror terhadap lembaga survei tiba-tiba mencuat selepas pemilihan presiden pada Rabu lalu. Hari ini, dua lembaga sigi Jaring Suara Indonesia dan Poltracking mendapat teror dalam bentuk berbeda.
Menurut Manajer Operasional Poltracking, Agung Baskoro, pihaknya merasa tidak kapok dengan ancaman. Dia menyatakan, justru teror itu sebagai bukti pekerjaannya dilihat orang.
"Selama ini kita survei biasa-biasa saja. Ini kan kerja-kerja akademik dengan metodologi yang bisa dipertanggungjawabkan. Saya berpikir ini artinya pekerjaan kita dilihat dan diakui," kata Agung kepada merdeka.com di kantor Poltracking, Jalan Pangrango nomor 3A, Guntur, Jakarta, Jumat (11/7).
Guna menepis keraguan masyarakat dan tidak ingin dianggap sebagai lembaga sigi abal-abal, mereka menantang siap membuka metodologi hitung cepat pada pemilihan presiden digelar Rabu lalu. Agung menjelaskan, justru dengan adanya teror mereka semakin terlecut melakukan jajak pendapat sesuai metodologi.
"Kita sebetulnya semakin termotivasi dengan adanya kejadian ini. Selama menjaga metodologi, integritas, dan kejujuran kita akan melakukan ini terus," kata Agung.
Agung juga siap membuka metodologi hitung cepat pada pilpres 2014. Menurut dia, seluruh hasil kerja Poltracking sesuai metodologi dan bisa dipertanggungjawabkan.
"Kalau mau buka data kita siap. Sampel TPS kita ada dua ribu, kita punya relawan dua ribuan orang, 12 koordinator wilayah, 50 operator dan staf lainnya. Jadi semua bisa kita berikan sebagai bentuk pertanggungjawaban," ujar Agung.
Meski demikian, Agung menyatakan enggan terus larut dalam pusaran ketegangan politik pasca pilpres. Menurut dia, melakukan penelitian dan survei serta hitung cepat adalah lumrah sebagai salah satu bentuk keterbukaan informasi publik di era reformasi.
"Kita sudah biasa rilis survei, ke teman-teman media juga. Ini menjadi menarik, artinya kerja kita diakui publik. Karena masyarakat kan juga mesti tahu informasi sebenarnya," ucap Agung.
Sebelumnya, kantor Poltracking Indonesia yang terletak di Jalan Pangrango No.3A Guntur, Setiabudi Jakarta Selatan mendapat ancaman teror. Sejak pukul 01.00 WIB, Jumat (11/7) dini hari, telepon kantor terus berdering.
"Penjaga kantor melihat ada dua orang di depan pagar gerbang kantor pada saat telepon kantor secara bersamaan berdering. Telepon berlanjut sampai sekitar pukul 04.00 WIB dengan jeda beberapa kali. Telepon kembali berdering hingga empat kali pada pukul 08.30 WIB," kata Manager PR dan Program Pol-Tracking Indonesia Agung Baskoro kepada merdeka.com.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei Pilpres Poltracking, Ini Lumbung Suara Anies dan Ganjar di Jatim yang Dikuasai Prabowo
Prabowo-Gibran menguasai empat wilayah aglomerasi-kultur, yaitu Mataraman, Arek, Tapal Kuda dan Pantura.
Baca SelengkapnyaBerkali-kali Kampanye di Jateng, Hasil Survei Poltracking Ungkap Suara Ganjar-Mahfud Malah Turun
Hanta Yuda menilai, jika tren ini konsisten maka suara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud bisa berimbang di Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaSurvei Poltracking: Tingkat Kepuasan Jokowi Naik, Kabar Baik Bagi Prabowo-Gibran
"Kalau tingkat kepuasan Jokowi naik maka kabar baik bagi Prabowo, kurang baik bagi Anies," kata kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Survei Terbaru Poltracking di Jatim: Prabowo Naik di Semua Titik, Ganjar Turun Drastis Cuma Naik di Madura
Poltracking Indonesia menggunakan metodologi antara lain, Warga Jawa Timur yang sudah memiliki hak pilih (berusia >=17 tahun/sudah menikah).
Baca SelengkapnyaKejaksaan Agung Bakal Bikin Satgas Khusus, Diyakini Penanganan Perkara Korupsi Timah Kian Terang
Kejagung telah menetapkan belasan orang sebagai tersangka dalam perkara ini
Baca SelengkapnyaPoltracking: Pemilih PKB, NasDem dan PKS di Jatim Belum Solid Pilih Anies-Cak Imin
Pemilih partai politik pengusung Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka cukup solid.
Baca SelengkapnyaNaik Turun Elektabilitas Tiga Pasang Capres-Cawapres di Pulau Jawa
Poltracking Indonesia merekam naik turunnya elektabilitas tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaSurvei Poltracking: PKB Pimpin Jawa Timur, PPP dan PKS Tak Lolos Ambang Batas Parlemen
Sementara elektabilitas PDIP dan Gerindra berada di bawah PKB.
Baca SelengkapnyaSurvei Poltracking: Prabowo-Gibran 50,9%, Anies-Muhaimin 25,1% dan Ganjar-Mahfud 18,4%
Prabowo-Gibran menjadi paslon yang menyentuh perolehan elektabilitas di atas 50 persen selama Poltracking survei.
Baca Selengkapnya